Disini lah Jévgas berada. Ditempat penuh akan lautan manusia yang sibuk mengerubungi para pembalap yang akan balapan hari ini.
Jévgas datang membelah lautan manusia itu dengan kuda besinya.
Tak butuh waktu lama, ia sudah menemukan para teman-temannya yang sedang menunggunya juga.
"Lo serius mau balapan cuy?" tanya Daffa seraya melihat Jévgas dari atas hingga bawah.
Memang tadi saat melihat pesan yang mengatakan Jévgas akan balapan malam ini, mereka semua tanpa ba-bi-bu langsung pergi menuju ke arena balap.
Tiba-tiba saja Jévgas ingin turun ke lapangan, padahal tidak ada kepentingan khusus?.
Jévgas hanya diam tak menjawab. Ia tadi tak sempat mengganti bajunya. Ia pun hanya mengenakan hoodie dan juga celana pendek yang panjangnya hanya selutut.
Hal itu sontak menuai kekhawatiran teman-temannya.
"Lo ganti make celana Gibran aja, biar Gibran yang make celana lo" saran Rey, ia khawatir nanti kaki Jévgas akan luka-luka saat balapan tengah berlangsung.
Gibran yang mendengar itu spontan melotot, namun tak ayal ia menyetujui.
"Sok ngga papa, biar gue aja yang merasakan dinginnya angin malam" kata Gibran.
"Ngga usah" jawab Jévgas singkat.
Pada akhirnya teman-temannya hanya bisa mengalah, mereka mana bisa melawan Jévgas yang kepalanya sekeras batu.
"Kepada peserta atas nama Sagara dan peserta atas nama Jévgas, di mohon segera menuju ke arena balap!"
Michella yang mendengar itu membelalakkan matanya tak percaya.
"Kok pesertanya cuma gue sama dia?!"
Sagara pun hanya mampu mengendikkan bahunya acuh. "Kan elo yang daftar" jawabnya santai.
"Ih! Ara!" ujarnya mencak-mencak.
"Gimana ini!" Kali ini Michella mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Mau gue aja yang balapan?" tawar Sagara, karena tak tega melihat tingkah Michella.
"Nanti gue di bilang pengecut" katanya kecil.
Mendengar itu Sagara mengacak-acak rambut Michella gemas. "Siapa yang berani bilang lo pengecut? Kan lo daftarnya make nama gue, bukan nama lo"
"Tapi gue yakin, dia ngga bakal turun ke lapangan langsung kalo bukan karna ada hal penting" jelas Michella.
Helaan nafas terdengar dari arah Sagara. "Terus lo maunya gimana?" tanya Sagara final.
"Gue maunya..."
ෙ◌ෟ ⟨ ❀❀❀ ⟩ ෙ◌ෟ
Di lain tempat.
Jévgas melihat interaksi mereka berdua dari tempat ia dan teman-temannya berada.
Ia terkekeh saat Michella mencak-mencak saat mendengar namanya dan nama Sagara disebut sebagai lawan di balapan ini.
Namun sedetik kemudian mata Jévgas menajam saat melihat Sagara dengan entengnya mengacak-acak rambut Michella.
Dan Michella pun tak menolaknya.
Menurut sudut pandangnya, Sagara terlihat menenangkan Michella yang tengah di landa kekesalan akibat balapan yang akan berlangsung.
Michella tampak menunjuk-nunjuk Sagara yang entah apa maksutnya.
Hingga akhirnya Sagara berlalu pergi menuju ke meja dimana terdapat panitia penyelenggara.
Ia terlihat berkata sesuatu kepada panitia itu, dan panitia mengangguk menyetujui.
KAMU SEDANG MEMBACA
JÉVGAS [On Going]
Teen FictionJévian Gasvaro, orang-orang biasa memanggilnya Jévgas. Laki-laki dengan sejuta pesonanya yang mampu memikat hati kaum hawa dalam waktu sekejap. Tapi sayang seribu sayang, di balik wajah tampan nan rupawan nya itu ternyata dia adalah seorang laki-lak...