36 < Because You.

1.1K 65 7
                                    

Sang surya tampak bersinar begitu cerah, berbanding terbalik dengan raut wajah Jévgas hari ini.

"Maaf Den, tadi Non Michel udah berangkat sekolah naik motor"

Mendengar itu, ia sontak mengacak-acak rambutnya frustasi. Dari semalam Michella selalu menghindari dirinya.

Pesan yang ia kirim tak kunjung Michella balas, bahkan di baca pun tidak.

Jika tau akan jadi begini, lebih baik kemarin ia membiarkan Maisha sendirian di sekolah, daripada dirinya di cueki oleh sang pujaan hati.

Setelah mengucapkan terima kasih, ia bergegas menuju motornya dan memakai helm fullface nya.

Ia pun segera memacu gasnya menuju sekolah.

"You won't be able to avoid me, Alea "

ෙ◌ෟ ⟨ ❀❀❀ ⟩ ෙ◌ෟ

"JÉVGAS!"

Mendengar suara orang yang memanggil namanya, ia segera melirik ke kaca spion.

Ternyata yang memanggilnya adalah Maisha, ia berteriak kencang seraya melambaikan tangannya tinggi-tinggi supaya Jévgas dapat melihat dirinya.

Jévgas pun menepikan motornya tak jauh dari keberadaan Maisha.

Melihat itu, Maisha dengan cepat berlari menghampiri Jévgas.

"Kebetulan"

"Ban mobil supir aku bocor, aku nebeng sampe sekolah ya" pinta Maisha dengan tatapan yang memohon.

Jévgas berdecih melihatnya.

"Ngga" jawab Jévgas singkat. Ia pun segera menyalakan motornya dan bersiap pergi meninggalkan orang itu.

Tetapi Maisha justru menahan tangannya.

Sial. Jika bukan karna formalitas, Jévgas mana sudi menunda perjalanannya hanya demi menanggapi manusia seperti itu.

"Just this once, please..." Kali ini Maisha berkata dengan puppy eyes nya.

Bukannya merasa kasian, Jévgas justru merasakan jijik yang teramat dalam.

Andai Michella yang melakukan hal itu, sudah pasti sang empu akan kehabisan nafasnya karena di serbu oleh Jévgas.

"Ngga"

Setelah mengatakan itu, Jévgas segera menepis tangan Maisha, dan kembali memacu gasnya dengan kencang menuju ke sekolah.

"JÉVGAS!"

Maisha menghentak-hentakkan kakinya kesal karena di tinggal begitu saja oleh Jévgas.

Ia merasa tak terima di perlakukan seperti ini oleh seseorang yang ia cintai mati-matian.

Sikap Jévgas dahulu dan sekarang, benar-benar berbanding terbalik. Hal itu membuatnya semakin murka.

"Let's see later, akan ku bawa kamu kembali ke pelukan ku, Jévgas"

ෙ◌ෟ ⟨ ❀❀❀ ⟩ ෙ◌ෟ

"Alea mana?" tanya Jévgas setibanya ia di kelas Michella.

"Ngga tau ngab, gue cuma liat dia tadi keluar"

Mendapatkan jawaban yang tak ia mau, dengan cepat Jévgas kembali melangkahkan kakinya mencari keberadaan sang pujaan hatinya itu.

"Shit, where are you Alea" gumam Jévgas frustasi.

Kepalanya senantiasa menoleh ke kanan dan ke kiri, sepasang mata tajamnya tak henti-henti menatap setiap celah di sekolahnya.

JÉVGAS [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang