'Because, i am now engaged'
'I am now engaged'
'Now engaged'
'Engaged'
Sial, perkataan Michella selalu terngiang-ngiang di pikirannya bak kaset rusak.
Bagaimana gerakan bibir pink itu melontarkan kalimat yang berhasil melumpuhkannya kala itu juga, dan juga gerakan tangannya yang memamerkan cincin di jari manisnya.
"ARGHH!!" Jévgas mengacak-acak rambutnya frustasi.
Sudah sebulan berlalu, tetapi rasanya Jévgas masih belum bisa melepaskan Michella.
Dan selama sebulan penuh, yang Jévgas lakukan hanya mabuk, mabuk, dan mabuk.
Disaat Michella enjoy menikmati kehidupannya setelah memutuskan hubungan dengannya, berbanding terbalik dengan Jévgas. Hidupnya semakin tidak karuan saat Michella tak lagi menjadi miliknya.
Tak terasa, setetes air mata jatuh membasahi pipi Jévgas.
Namun dengan cepat Jévgas mengusapnya kasar.
Glek glek.
Entah sudah berapa botol minuman yang Jévgas habiskan malam ini, yang pasti ia masih merasa belum puas dengan itu semua.
Ia dengan segera meminta satu botol lagi kepada bartender yang bertugas.
"One more" pintanya.
Bartender dengan segera menyiapkan permintaan pelanggannya barusan.
"Lo udah sebulan penuh ngga pernah absen kesini" ujar bartender itu seraya memberikan Jévgas sebotol minuman yang baru.
"Hm" gumamnya sambil meneguk minuman yang ia punya.
"Problemnya kali ini lebih parah kah?" tanya bartender itu.
Brak.
Dengan kasar ia meletakkan botol minuman beralkohol itu.
"Semua ini gara-gara si bedebah sialan!!" umpat Jévgas dengan mata yang berkilat penuh dendam.
"Bedebah?" heran bartender itu dengan alis yang menukik.
"Jake"
Oke, ia mulai paham tentang permasalahan ini.
"Jangan bilang, ini soal taruhan waktu itu" kata bartender itu, yang sialnya sangat tepat sasaran.
Jévgas terdiam.
Hal itu sudah mampu menjawab pertanyaan yang bartender berikan.
Ia menghela nafasnya.
"Jévgas, Jévgas" Bartender itu menggelengkan kepalanya tak habis pikir.
"Lo ini tolol, goblok, apa bego?"
"Bisa-bisanya cewe secantik itu malah lo jadiin bahan taruhan"
"Wajarlah dia kayak gitu ke elo. Lo jadiin dia bahan taruhan, lo selingkuhin"
"Lo bahkan lebih bajingan daripada bajingan itu sendiri" papar bartender itu.
"Gue... Khilaf" lirih Jévgas.
Bartender itu hanya mampu menghela nafasnya.
"Ini karena lo udah biasa punya banyak cewe, jadi lo selalu merasa kurang kalo cuma punya satu cewe"
"Itu penyakit, Jévgas"
"Makanya dia sering minta lo ngejauh dari dia"
"Karena ngga ada orang yang mau deket-deket sama orang penyakitan"
KAMU SEDANG MEMBACA
JÉVGAS [On Going]
أدب المراهقينJévian Gasvaro, orang-orang biasa memanggilnya Jévgas. Laki-laki dengan sejuta pesonanya yang mampu memikat hati kaum hawa dalam waktu sekejap. Tapi sayang seribu sayang, di balik wajah tampan nan rupawan nya itu ternyata dia adalah seorang laki-lak...