38 < Karma?.

982 54 2
                                    

Beberapa minggu berlalu setelah kejadian itu terjadi. Dan selama beberapa minggu itu pula, Maisha tidak terlihat batang hidungnya. Ia lagi-lagi menghilang bak di telan bumi.

Jévgas pun berpikir jika mungkin Maisha sudah menyerah, dan memilih pergi di karenakan malu.

Hilangnya Maisha beberapa minggu ini ternyata berpengaruh besar bagi Jévgas.

Raut wajahnya terlihat lebih ceria dari sebelum-sebelumnya.

Seperti saat ini, ia tengah menunggu Michella seraya duduk di atas motor yang baru ia beli kemarin.

Ia menatap gerbang rumah Michella yang masih tertutup dengan senyum yang terus tersungging di bibirnya.

Hingga tiba-tiba saja gerbang itu terbuka dari dalam, dan menampilkan Michella yang telah siap pergi ke sekolah.

Matanya seketika berbinar, dan segera menghampiri sang empu yang sedang berpamitan dengan satpam.

"Selamat pagi, Alea!" sapanya riang dengan mata yang berbinar-binar lucu.

Michella langsung saja mengalihkan pandangannya menatap Jévgas yang tiba-tiba saja muncul di hadapannya.

Walaupun hal ini sudah terjadi sejak Maisha menghilang, tetapi tetap saja Michella merasa aneh melihatnya.

Namun, tak ayal ia membalas sapaan itu pula.

"Selamat pagi juga, Jév"

Jévgas yang mendengarnya semakin melebarkan senyumannya.

Ia pun segera menarik tangan Michella menuju motornya, karena waktu sudah semakin siang.

"Motor baru lagi?" tanya Michella saat melihat motor yang di gunakan Jévgas.

Sebuah motor Harley Davidson.

Padahal beberapa hari yang lalu Jévgas baru saja membeli motor yang harganya tak terbilang murah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal beberapa hari yang lalu Jévgas baru saja membeli motor yang harganya tak terbilang murah itu.

Anggukan antusias Jévgas berikan sebagai jawaban.

"This is Harley for my honey" ucap Jévgas.

"Jangan keseringan beli motor Jév" nasihat Michella seraya menaiki kuda besi yang baru Jévgas beli.

"Ngga papa, biar kamu ngga bosen di jemput pake itu-itu aja" jawab Jévgas gampang.

Michella hanya mampu memutar bola matanya malas, selalu saja begini.

Kuda besi Jévgas akhirnya pergi meninggalkan pelantaran rumah Michella dan segera menuju ke sekolah.

"Udah, ngga usah di pikirin" ujar Jévgas sambil mengusap tangan Michella yang melingkar di pinggangnya.

"Nanti pulang sekolah nyoba es krim yang baru buka itu yuk, hari ini your first day period kan?"

Michella tersenyum tipis.

JÉVGAS [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang