Semakin hari, semakin banyak pula perubahan yang di lakukan oleh Michella.
Warna rambutnya, perilakunya, benar-benar berada dari hari-hari sebelumnya.
Ia sekarang lebih sering datang terlambat dengan menggunakan skate nya, warna rambutnya pun di cat berwarna merah wine, dan juga ia seringkali membolos mata pelajaran yang menurutnya memuakkan.
Sontak saja hal itu berhasil membuat para murid berbisik-bisik membicarakannya.
Terutama karena Michella adalah mantan Wakil Ketua Osis sementara, dan perubahannya ini mampu membuat para murid semakin berpikir yang tidak-tidak padanya.
Ada yang ber-opini, bahwa perubahan Michella ini karena terkontaminasi Jévgas, dan ada juga yang mengatakan bahwa perubahan Michella hanyalah akal-akalannya untuk menarik perhatian Jévgas.
Dan tentu saja opini-opini itu salah.
Michella melakukan perubahan ini bukan karena Jévgas, tetapi karena suatu hal yang tidak bisa ia jelaskan.
Jika kalian pikir para guru akan turut membicarakan perubahan Michella, maka jawabannya adalah salah besar.
Mereka justru hanya diam dan sedikit menegur Michella.
Karena walaupun perilaku Michella seperti itu, tetapi hampir setiap hari Senin Michella selalu di panggil maju ke tengah lapangan atas penghargaan yang ia dapatkan.
Seperti saat ini, Michella baru saja di panggil oleh Wakasek Kesiswaan atas prestasi yang berhasil ia raih.
Ia berhasil mendapatkan juara 1 dalam lomba bermain alat musik biola yang di laksanakan beberapa hari yang lalu.
Dengan rambut merahnya, ia berjalan menghampiri Wakasek dan menerima penghargaan yang di berikan. Penghargaan itu berupa sebuah piala dan juga uang tunai.
Michella benar-benar terlihat menawan saat menerima penghargaan itu, terutama saat matahari terpancar mengenai dirinyanya.
Aura daya pikatnya semakin kencang saat ia melemparkan senyuman tipis ke arah kamera yang hendak memotretnya.
Bahkan tanpa sadar, Jévgas menatapnya terus menerus tanpa berkedip.
Michella red hair era, benar-benar membuat Jévgas kehilangan akal.
Sikap Michella yang semakin bad itu membuat Jévgas semakin ingin mendapatkan Michella kembali ke pelukannya.
"Michella apa ngga bosen ya tiap hari Senin maju ke depan terus" ucap Gibran dengan pandangan ke arah lapangan.
Jévgas seketika menautkan alisnya.
Melihat itu, Rey berkata "Lo ngga tau? Sebelum deket sama lo, hampir tiap hari Senin Michella selalu maju buat ngambil penghargaan"
"Bahkan feed instagram Bhara kayaknya cuma penuh dia doang" lanjutnya.
Ah, Jévgas melupakan hal tersebut.
Michella memang sedari awal ia pertama kali masuk ke SMA Bhakti Aksara 1 tahun yang lalu, sudah berhasil menarik perhatian para murid-muridnya.
Bagaimana tidak menarik perhatian, ia saja berhasil meraih medali emas dalam perlombaan memanah. Dan lomba itu di selenggarakan saat Michella baru 2 hari bersekolah di SMA Bhakti Aksara.
Hanya saja, dahulu Jévgas terlalu cuek dengan sekitarnya. Ia tak menyadari bahwa Michella adalah orang yang selama ini ia cari-cari.
Tetapi, apa memang keberadaan Jévgas adalah sebuah hambatan untuk meraih prestasi bagi Michella? Oleh karena itu Michella berkali-kali menjauh darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JÉVGAS [On Going]
Fiksi RemajaJévian Gasvaro, orang-orang biasa memanggilnya Jévgas. Laki-laki dengan sejuta pesonanya yang mampu memikat hati kaum hawa dalam waktu sekejap. Tapi sayang seribu sayang, di balik wajah tampan nan rupawan nya itu ternyata dia adalah seorang laki-lak...