22 < Selection.

1.2K 41 0
                                    

"Last, Michella Aleasha"

Akhirnya nama Michella terpanggil.

Orang-orang yang berada di sana seketika berbisik-bisik membicarakan nya.

'eh itu Michella yang ex waketos itu kan?'

'apa jangan-jangan dia join basket gara-gara mau ngejelekin image basket juga? kaya kasus yang kemaren'

'jangan kenceng-kenceng, nanti orangnya denger'

Namun, Michella seolah tuli. Ia membiarkan para anjing itu menggonggong sepuasnya.

Jévgas langsung saja menegakkan tubuhnya saat melihat Michella sedang berjalan menuju ke tengah lapangan.

Teman-temannya pun sama, karena selama ini mereka belum pernah melihat Michella bermain basket.

Lengan bajunya tampak di gulung sehingga menampilkan ketiak mulusnya.

Jévgas sedikit berdesis melihatnya.

"Want to rest first?" Tanya Michella saat sang lawan tampak tak kelelahan setelah melawan 2 peserta.

Ia tampak terkekeh, "No, thanks"

Michella mengangguk "Oke"

Pritt.

Pertandingan di mulai.

Michella tampak membiarkan sang lawannya itu mencetak skor terlebih dahulu. Sedangkan dirinya hanya diam menatap permainan sang lawan.

Dan hal itu sukses menuai banyak bisik-bisik tentang Michella.

'tuhkan bener, dianya aja ngga bisa main basket'

'lagaknya aja kaya pro, padahal masih noob wkwk'

Diam-diam salah seorang dari peserta tersenyum miring melihatnya.

Shoot.

Score :
0 - 2

Michella tersenyum miring melihatnya.

Kini gantian dirinya yang menguasai bola.

Ia mendribble dengan tenang, di depannya kini terdapat sang lawan yang menjaganya.

Langsung saja ia melakukan fake dan berlari dengan cepat menuju ring.

Sang lawan dengan mudah mengejarnya. Ring kini berada tak jauh darinya. Bisa saja ia melakukan shoot namun sepertinya tak memungkinkan saat mengingat lawannya itu begitu tinggi.

Ia melakukan crossover yang di kolaborasikan dengan spin, dan...

Shoot.

Score :
2 - 2

Jévgas membulatkan matanya tak percaya saat Michella dengan mudahnya melakukan crossover yang di kolaborasikan dengan spin.

"Anjirr" Gibran sontak membuka mulutnya saat melihat permainan cantik Michella.

"Tutup mulut lo njing!" Tegur Daffa.

Waktu demi waktu berlalu. Pertandingan ini semakin lama semakin sengit. Bahkan suasananya bukan lagi seperti seleksi, tetapi seperti pertarungan antar provinsi.

Mereka berdua sama-sama tak ingin kalah.

Jévgas mengalihkan pandangannya menatap papan skor.

Score :
6 - 6

Waktu kini tinggal tersisa 1 menit lagi.

Mereka semua reflek menahan nafas saat melihat sang lawan hendak memasukan bola ke dalam ring.

JÉVGAS [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang