14. Elraga dan Balas Budi

26 9 0
                                    

hehehe tbtb pengen double update deh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hehehe tbtb pengen double update deh

enjoy~

***

"ANJING, SAKIT. LEPASIN DONGO!!!! AAHH—SAKIT BANGSATT!!!" teriak Sasa begitu rambut panjangnya dijenggut oleh Kal. Kal benar-benar tahu bagaimana membuat orang-orang kesakitan. Salah satunya, ditarik saja rambutnya.

Kal sekarang menyeret Sasa yang terjatuh di lantai. Tangannya dengan mantap menarik kunciran kuda Sasa. "SAKIT BANGSAT, LEPASIN GUE!!!"

Kal kini melepas jambakan rambutnya. Membuat Sasa tergeletak di lantai. Tapi tak begitu saja Kal menurut.

Kini, Kal berlutut. Dia meremas kerah Sasa, sementara tatapan mata penuh amarahnya menatap sejurus pada Sasa.

PLAK!!!!!

Satu tamparan keras telah mendarat pada pipi halus Sasa. Sasa jelas merintih kesakitan, dia bahkan sempat menangis. Tak lama kemudian, Sasa bangkit dan kini tangannya menyergap rambut hitam panjang Kal. Rambutnya dijambak.

"AAHH—" rintih Kal kesakitan.

"LO TAU SAKIT GAK SIH BANGSAT, LO PIKIR GUE GA SAKIT LO JAMBAK, LO TAMPOL?" raung Sasa sambil terus menarik rambut Kal.

Jelas, Kal tak diam saja. Kini tangannya pula meracau, berusaha menarik rambut kuncir kuda Sasa.

Tapi, sialnya, dia tak sampai.

BUGH!!!

Kal menyikut kuat perut Sasa, yang membuat jambakan itu melemas dan Sasa langsung mual-mual. Kini, tatapannya berfokus pada teman-temannya yang terperanjat karena dugaan mereka yang meleset. Mereka pikir, Kal akan bisa menangis di koridor. Tapi, semuanya salah.

"TEMEN BANGSAT, BANTUIN—HUEKK," cerca Sasa mual.

Sementara itu, yang disuruh baru bergerak mengerubungi Kal. Mereka mengepalkan tangannya, dan menojok Kal yang dengan mudah, Kal dapat tangkis.

BUGH!!!

Kal kini menojok rahang salah satu gadis, yang membuatnya langsung terkapar tak berdaya di koridor. Tapi, Kal tidak bisa senang dulu. Karena, masih ada tiga gadis lainnya yang siap menerjang Kal, kapan saja.

Kal bukanlah seorang gadis yang pintar untuk berkelahi. Tapi setidaknya, dia bisa melawan dengan tekad dan kemarahannya yang besar. Diguyur, ditampar. Masa Kal diam saja? Ya tidak! Jelas tidak. Mengingat itu, kini kemarahan dan tekad Kal membesar.

BUGH!!!

Pipi Kal ditonjok dengan keras oleh salah satu gadis, yang membuat Kal kehilangan kendali. "Bangsat!" tuturnya. Kini dia bersiap menerkam gadis itu. Tapi sialnya, sebelum dia menerkam, dirinya sudah dicengkeram terlebih dahulu.

Sepucuk Surat untuk Elraga [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang