Senin.
Elraga menagih janjinya kepada kepala sekolah. Dia berjalan dengan riang ke ruang kepala sekolah, bertemu dan membahas kemajuan basketnya dalam melajunya mereka pada 20 besar. Seperti apa yang dijanjikan sebelumnya, basket SMA Arubuana tidak akan jadi dibubarkan, melainkan akan ditingkatkan kembali segala aspek fasilitasnya.
Elraga terima, dan dia berjuang hingga dia selesai sekarang.
"Silakan Elraga, mau bicara apa?"
Elraga akhirnya terduduk di hadapan kepala sekolah, dia tersenyum. "Pak, saya mau menagih janji bapak."
Hanya itu, Elraga membutuhkan validasi dari kepala sekolah, dan semuanya selesai. Jantung cowok itu berdegup dengan kencang, dia sudah siap memikirkan berbagai macam strategi untuk membangun lagi basket SMA Arubuana.
Iya, kelima cowok itu selalu membicarakan bagaimana strateginya. Mulai dari merekrut anak-anak basket baru, lalu memberi pelatihan bagi mereka, dan apresiasi. Membayangkan itu semua, Elraga sudah tidak sabar rasanya.
"Yang mana, ya?" tanya kepala sekolah menyelidik, yang sejujurnya Elraga sangat tidak sukai. Tapi dia berusaha sabar.
"Yang kata bapak, kami cuma perlu bertahan di beberapa babak DBL. Dan kami sudah melaju dari 40 besar, menuju babak 25 besar, Pak. Dan saya ingin bapak menunaikan janji bapak, di mana, bapak akan menjadikan eskul basket SMA Arubuana kekal, Pak."
Kepala sekolah itu tersenyum licik, "Memang bapak pernah berjanji?"
Ada ledakan amarah di dalam diri Elraga, yang Elraga mati-matian tahan. Entah kenapa, kepala sekolah ini berlagak sangat menyebalkan dan... licik. Tangannya mengepal dengan kuat.
"Pernah."
"Bapak tanda tangan di atas materai, gak?"
Sial.
"Enggak, Pak."
"Berarti, maaf Elraga. Bapak gak bisa menunaikan janji kamu. Soalnya kamu gak ada bukti. Basket tetap bapak bubarin, ini kesempatan terakhir kalian."
BRAK!
"GAK BISA BEGITU DONG PAK!" raung Elraga marah, yang hanya direspon dengan tatapan diam kepala sekolah. "SAYA UDAH BERJUANG BUAT BANGUN BASKET, IKUTIN LOMBA, SESUAI APA YANG BAPAK MINTA. KOK MALAH BAPAK SEENAKNYA KAYAK BEGINI?!"
"DIAM KAMU! Jangan gak sopan sama saya, Elraga."
"Bapak juga, jangan mentang-mentang kepala sekolah, bisa berlaku seenaknya sama saya!"
Kepala sekolah itu tersenyum. "Enggak, saya gak seenaknya ama kamu. Eskul basket dibekukan juga ada karena... kamu tau kan? Namanya udah jelek, kakak kelas kamu pakai narkoba?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepucuk Surat untuk Elraga [SELESAI]
Teen FictionBasket SMA Arubuana terancam dibubarkan! Elraga, sebagai ketua basket, berusaha dengan keras untuk membangun kembali pamor basket SMA Arubuana yang telah redup sebelum-sebelumnya. Bersama dengan Kalamanda, si murid baru, semuanya terasa mudah bagi...