44. Cerita

23 7 2
                                    

            "Elraga," panggil Kal sambil mengejarnya di bentangan lorong panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Elraga," panggil Kal sambil mengejarnya di bentangan lorong panjang.

Elraga tidak menghiraukannya. Tapi Kal masih terus saja mengejarnya, mencengkeram pergelangan tangan Elraga agar cowok itu berhenti. Tapi Elraga malah memelintirnya.

"Aw!"

"Lo ngapain sih, anjing. Pergi!"

"El, tunggu dulu. Gue mau-"

"Apa, lo mau jelasin? Lo udah jelasin semuanya, dan gue benci banget sama lo sekarang. Pergi, bangsat!"

Elraga melupakan semua kenangan manisnya bersama Kal, begitu singkatnya. Kenangan ketika mereka tengah berjalan-jalan di tengah hiruk pikuk kota, saling menguatkan dan menyemangati, semuanya. Elraga lupa seketika.

"El...," panggil Kal lemas. "Gue harus apa biar lo mau maafin gue, El?"

"Pergi dan jangan muncul lagi di hadapan gue."

Kemudian Elraga meninggalkan Kal sendirian di bentangan lorong sekolah yang panjang itu.

***

Keesokan harinya.

Kal bertemu dengan Elraga di kantin. Dia terlihat duduk menyendiri di pojokan. Nampaknya, hubungannya dengan teman-temannya masih belum membaik. Kal, dengan gugup, dia berjalan mendekatinya. "Elraga," panggilnya.

Elraga yang menyuap nasinya menatap garang ke arah Kal. "Ngapain, lo?"

Kal duduk di hadapannya sekarang. "El... gue minta maaf, El. Gue gak tahu harus ngelakuin apa lagi buat dimaafin sama lo, El. Andai lo tahu, gue merasa bersalah selama tujuh belas tahun ke belakang ini, El-"

"Lo pergi."

"El-"

"LO DENGER GAK KATA GUE?!" raung Elraga, yang membuat tatapan sepenjuru kantin menatap dua sejoli itu. "LO PERGI, JANGAN BERANI-BERANINYA LO ANJING, MUNCUL DI HADAPAN GUE."

Kini, Kal ditinggalkan sendirian di kantin, berteman dengan tatapan sepenjuru kantin dan juga pikirannya yang kalut.

***

Di kelas, Elraga dihampiri oleh Sasa. Cewek itu duduk di sampingnya, membusungkan dadanya yang dibalut pakaian ketat, sambil mengelus rambut halus Elraga. "El, lo kenapa? Cerita dong kalo lo ada masalah sama si Kal. Gue siap dengerin, kok."

Elraga menggeleng. Dia terlalu malas untuk mengumbar masalah pribadinya, apalagi dengan Sasa. Siapa dia?

"El, tatap gue sekarang." Kedua tangan Sasa bertengger di rahang tegas Elraga. dia mengarahkan wajah tampan Elraga untuk menatap matanya yang sayu. "Cerita, ya? Biar gue bisa bantu lo, dalam aspek apapun, El."

Sepucuk Surat untuk Elraga [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang