32. Flex

24 7 0
                                    

Kal pulang dari sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kal pulang dari sekolah.

Hari ini, kegiatan sekolah cukup padat. Sepanjang perjalanan pulang, dia merasa kelelahan. Dia mengantuk, dan sempat tertidur sebentar. Meskipun sebentar, tapi itu tidur yang sangat berkualitas.

Seketika, matanya segar kembali.

Di ambang pintu garasi, dia melihat lekat-lekat mobil Range Rover-nya, dan seketika pikirannya terbang pada saat dia masih menjadi anak baru di SMA Arubuana.

Waktu itu, Kal diantar sampai pintu gerbang sekolahnya. Dan seketika, banyak sekali tatap mata, dan decak kagum tertuju padanya. Kal kebingungan, ada apa gerangan? Apakah mobilnya terkena baret, ataukah penampilannya terlalu aneh?

Sebab, biasanya, di Surabaya, sangat biasa melihat teman-temannya yang menggunakan mobil mewah sebagai sarana transportasi mereka. Sepanjang parkiran, mobil-mobil mewah berderet bagaikan showroom. Mulai dari Alphard, Range Rover, BMW, hingga Lamborghini. Semuanya lengkap. Tidak ada decak kagum satu sama lain, kecuali mobil mereka mobil mutakhir.

Tapi, Range Rover Kal bukanlah mobil yang mutakhir, hanya mobil yang... sudah lama. Alasan papanya memindahkan mobil itu ke Jakarta karena garasi rumah mereka sudah tidak muat lagi. Kalau dijual, katanya sayang. Sebab, mobil itu adalah saksi bisu perkembangan bisnis mereka, katanya.

Setelah Kal masuk gerbang, dia ditatap oleh banyak siswa-siswi, serta bisik-bisik samar terdengar dengan jelas di telinganya.

"Sombong banget ke sekolah make Range Rover, dikira ini sekolah dia apa ya?"

"Gila, pasti orangnya tajir tuh. Siapa namanya, gue baru tau. Cakep juga, deh!"

"Yaelah, Range Rover model gituan udah ketinggalan jaman kali. Gausah dipamerin, kalah mobil lo sama punya gue."

Kal mengedikkan bahu. Dia tidak berniat pamer sama sekali.

Dan Kal tahu, sejak saat itu, banyak sekali siswa-siswi yang mendekatinya, mengajaknya ngobrol, dan nongkrong. Tapi... Kal tidak selera. Dia ke sini kan, hanya untuk Elraga. Tidak berniat mencari teman, atau apapun itu.

"Gue jemput pake Lamborghini gue, Kal. Mau ya?"

Lamborghini doang gue juga punya sial! Sombong banget.

"Lamborghini lo model apa emang?"

Dengan bangga, cowok itu menyebutkan, "Gallardo LP560-4."

Kal menahan tawanya waktu itu.

"Mau ya?" tanya cowok itu, dengan ekspresi, yang Kal bisa tangkap, angkuh.

"Maaf ya, gue gak bisa," tolak Kal halus.

"Biar lo ngerasain naik Lamborghini, Kal."

Sepucuk Surat untuk Elraga [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang