jangan lupa vomment and happy reading!!
***
Sore ini, Elraga dan teman-temannya masih melakukan latihan dengan konsisten. Adalah pelatih mereka bernama Ali, biasa dipanggil Coach Ali. Ia adalah laki-laki yang baru saja lulus. Dia pelatih basket yang sangat andal. Elraga mengetahuinya lewat laman-laman di internet, yang banyak merekomendasikannya.
Seusai mereka latihan, kini mereka duduk di sisian lapangan. Mereka beristirahat.
"Kalian bakal mulai DBL kurang lebih dua minggu ke depan. Take a proper rest, kalian bakal butuh energi kalian kedepannya."
"Siap, Coach!"
"Coach izin pulang duluan, ya," tuturnya penuh kharisma. Dia membiarkan brewoknya menjalari rahangnya tipis-tipis.
"Siap, Coach! Hati-hati di jalan."
Elraga dan teman-temannya sudah biasa berkonsultasi perihal basketnya kepada Coach Ali. Entah dari strategi, rahasia, maupun segala-galanya tentang basket ini.
Setelah berlatih basket, mereka semua mampir ke rumah Algra. Rumahnya sangatlah besar, dengan banyak sekali mobil mewah berjejer di dalam garasinya yang amat sangat luas.
Rumah Algra itu berpilar tinggi, dengan tangga melingkar di tengah-tengahnya. Furniture-nya terlihat sangat berkelas dan mahal. Yah, Elraga paham sekali, apalagi sering Algra ceritakan jika kedua orang tuanya hanya sibuk bekerja, bekerja dan bekerja. Hingga mereka lupa punya anak.
Rumah itu besar, tapi sepi.
Kadang memang begitu, rumah hanya diciptakan hanya sebatas rumah tempat ia bertaung dari terik panas dan derai badai. Tidaklah mereka menaung atas segala rasa: kegelisahan, takut, dan juga kecewa. Rumah yang semestinya menjadi tempat berpulang, hanyalah sebagai tempat bertaung. Elraga sangat paham akan hal itu. Dia tidak menemukan rumah di dalam rumahnya sendiri.
Elraga menemukan harfiah rumah pada Kal. Kalamanda. Entah, semua hal nampaknya begitu sulit dijelaskan. Menurut Elraga, perkara hati adalah perkara yang tidak dapat dijelaskan sama sekali lewat jabaran kata-kata. Karena, sangatlah rumit ia.
Lebih rumit daripada wanita sekalipun.
"Gue jadi bingung, apa cinta cuma sebatas seatap dan sibuk dengan urusannya masing-masing, ya?" ratap Algra sambil memandang foto pernikahan kedua orang tuanya. Algra benar-benar definisi menangis di antara. Dia kosong.
Gerald menjawab, "Cinta itu beragam. Maknanya lebih luas daripada apa yang lo tanyain, atau malah lebih luas daripada alam semesta, Gra. Salah satunya, cinta itu materi. Bentuk kasih sayang orang tua lo kepada lo bukanlah sebuah afeksi, pernyataan sayang, atau adanya mereka kepada lo. Tapi, bentuk kasih sayang mereka adalah memberikan barang-barang, memenuhi semua keinginan lo, dan memfasilitasi lo, Gra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepucuk Surat untuk Elraga [SELESAI]
Ficção AdolescenteBasket SMA Arubuana terancam dibubarkan! Elraga, sebagai ketua basket, berusaha dengan keras untuk membangun kembali pamor basket SMA Arubuana yang telah redup sebelum-sebelumnya. Bersama dengan Kalamanda, si murid baru, semuanya terasa mudah bagi...