23. Masalah

30 9 0
                                    

happy reading semuanya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

happy reading semuanya!

***

Di ambang pintu kelas, Kal mendengar perseturuan hebat itu. Elraga dan Zega, lagi-lagi bergelut. Kini, Kal berinisiatif untuk menjemputnya di depan ruang guru. Menunggunya keluar, dan kemudian membawanya ke UKS sebelum pulang sekolah.

"Elraga," tutur Kal, yang tidak direspon sama sekali. Elraga malah melaluinya dengan angkuh. Napasnya menderu-deru, tatapannya sangat buas, menatap ke depan. Kal meneguk ludahnya sendiri.

"El," panggilnya lagi yang diacuhkan.

Kini, Kal mencengkeram pergelangan tangan Elraga, yang kemudian ditepis. "El—aw!"

Kal mengerutkan dahinya. "Lo kenapa sih? Kalo gue ngomong, coba dengerin dulu, dong!"

Elraga menatap garang Kal di sana. Dari tatapan matanya, Kal bisa melihat segala perasaan yang bercampur aduk, antara kecewa, marah, tidak peduli, dan ingin menangis. Semuanya bercampur menjadi satu. Kal tidak paham, ada apa dengannya? Padahal, terakhir kali mereka menghabiskan waktu, Elraga terlihat sangat bahagia.

"Lo, apa? Minta dengerin?" Elraga menyeringai. "Sekalinya gue ngomong sama lo aja ga didengerin, bangsat. Minggir lo!"

Elraga kesal, sekalinya Elraga pinta Kal untuk jaga rahasia, Kal malah membeberkannya.

Kal bingung, apa yang ia maksud?

Di koridor itu, Kal mengejar Elraga yang meninggalkannya. "El—apa-apaan sih, jelasin dong, apaan! Jangan main sepihak gini, gue gak paham, gue gak bisa kasih klarifikasinya!"

Elraga berbalik. Kini, ia bisa melihat dengan jelas bagaimana rupa Elraga. Ia terlihat sangat berantakan. Seragamnya lusuh dan kotor, wajahnya lebam-lebam, rambutnya tak keruan. Kal gatal ingin menyisiri rambutnya, merapikan seragamnya, dan mematri senyuman di bibirnya.

"SEMUANYA UDAH JELAS, KALAMANDA!" raung Elraga yang membuat sepenjuru koridor menatap ke arah mereka. "LO YANG BOCORIN RAHASIA GUE, DAN SEKARANG SEMUA ORANG TAU." Elraga benar-benar murka, wajahnya memerah begitu dia menggaungkan kalimat itu.

Kal tergeming. Rahasia apa, memangnya apa yang dia bocorkan?

"KAL, DARI SINI KELIATAN JATI DIRI LO YANG TUKANG CEPU, MATI AJA LO, GAK GUNA. LO CUMA SEBATAS SAMPAH!"

Kal tergeming. Dia tidak bisa berkata-kata lagi. Di depan khalayak umum, dia dimaki-maki seperti ini. Tanda tanya besar menghantui kepalanya, apa rahasia yang dia bocorkan? Fondasi-fondasi rumah yang dia siapkan untuk Elraga, seketika ambruk begitu saja. Benaknya sekarang bagaikan kaset yang kusut, dan halaman penuh coretan.

Koridor itu semakin ramai, dan Elraga berjalan mendekat ke arah Kal. Dia mengepalkan tangannya kuat-kuat, hingga muncul urat-urat yang menjalari lengannya. "Bawa harga diri lo, sama air mata palsu lo itu pergi dari gue dan jangan pernah untuk muncul lagi di hadapan gue. Titik."

Sepucuk Surat untuk Elraga [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang