52. Penghianat

27 5 2
                                    

Jangan tanya apa perasaan Elraga sekarang begitu mendengar pernyataan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan tanya apa perasaan Elraga sekarang begitu mendengar pernyataan itu.

Sang pelatih mereka, Coach Ali.

Dalang di balik semua ini?

Dengan matanya yang terbelalak, Elraga melihat Coach Ali yang mulai merapikan tasnya dan hendak pergi. Tapi Elraga meraung, "TAHAN SI BANGSAT ITU!" Elraga menunjuk Coach Ali.

Dan seketika itu pula, seluruh tatapan berpusat pada pelatih muda itu. Coach Ali hendak melarikan diri, tapi dengan tim cadangan yang tersisa, ia ditahan. Sehingga dia tidak dapat melarikan diri. ada wajah getir, ketakutan, dan juga marah menjadi satu padu.

Elraga mengepalkan tangannya kuat, sangat kuat. Hingga telapak tangannya menyisakan bekas-bekas di mana kukunya pernah terbenam di sana.

Gerald di sebelahnya mengelus pundaknya dengan perlahan, berharap dengan itu dapat meredupkan emosi Elraga yang memuncak sekarang.

Sementara itu, di tribun, mata Kal yang memburam kini mulai surut. Sekujur tubuhnya merinding begitu dia mencoba memahami video yang ia tonton di ponsel. Semuanya jelas, semuanya adalah permainan.

Permainan sesungguhnya.

Seketika, Kal teringat akan nasihatnya kepada Elraga, tentang taktik bermain.

"Nah itu dia." Kal tersenyum, mengusap kening berkeringat Elraga. "Gue tau lo emang sengaja buat menang, tapi kita semua punya taktik, El."

Dan taktik yang digunakan Coach Ali sangat-sangat licik.

Sementara itu, Zega melanjutkan, "Barangkali, di sini, saya ingin memberikan sebuah komplain kepada pihak DBL Championship untuk bersikap ADIL dalam menjungjung tinggi SPORITIFITAS. Terima kasih kepada SMA EXONIC, yang sudah memikirkan taktik licik ini. Tapi MAAF, sekarang juga saya kuak. Saya, perwakilan dari SMA ARUBUANA, meminta SMA EXONIC untuk mendapatkan konsekuensi yang sepatutnya. Terima kasih."

Tubuh Elraga merinding. Sekarang, mata tajamnya bertubrukan dengan tatapan percaya diri Zega.

Elraga memang tidak percaya dengan keajaiban sebelumnya.

Tapi, ketika terakhir kali dia meminta,

Dia merasa keajaiban itu turun.

Dan...

"Baik, berdasarkan diskusi dari para juri. DBL Championship memutuskan untuk MENDISKUALIFIKASI SMA EXONIC, dan menetapkan SMA ARUBUANA sebagai peraih medali emas atau juara satu, dalam perlombaan DBL Championship tahun ini!"

Sekujur tubuh Elraga merinding, matanya memburam seketika. Dia menganga tipis. Dia benar-benar merasakan keajaiban menyelimuti dirinya. Sekarang, pihak DBL mencabut kembali medali peraknya. Sementara itu, lewat matanya, dia melihat Ale yang menolak untuk dicabut medali emasnya.

Sepucuk Surat untuk Elraga [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang