4. Elraga dan Pertemuannya dengan Kal

53 17 8
                                    

Basket SMA Arubuana dulu terkenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Basket SMA Arubuana dulu terkenal. Ia dulu berdampingan popularitasnya dengan sepak bola. Sekolah sangat membanggakan keduanya. Tetapi, semuanya hilang ketika salah satu anggota basket, kakak kelas Elraga, melakukan transaksi narkoba, yang secara tidak langsung menjelek-jelekkan SMA Arubuana.

Sejak saat itu, kepala sekolah kehilangan kepercayaannya. Dan sekolah langsung meminimalisir dana untuk menggarap fasilitas yang baik untuk basket. Misalnya, membelikan bola yang baru. Atau, memperbaiki ring yang sudah reot.

Tidak.

Mereka tidak mau merepotkan diri mereka demi itu.

Lebih baik, uangnya mereka gunakan untuk mengembangkan eskul sepak bola lebih gencar lagi.

Jadilah seperti ini, basket yang berada di ujung tanduk, sementara sepak bola yang terus berkembang.

Elraga sejujurnya sangat kecewa. Kenapa harus seperti ini? Kenapa harus kakak kelasnya yang menggunakan obat-obatan terlarang itu?

Kini, amarah bergerumul di dalam dirinya. Di atas semua masalahnya, kini sejenak ia melihat kawan-kawannya yang tengah terduduk di tengah lapangan.

Iya, mereka habis berlatih basket, seperti biasa.

"Tau gak, kenapa bundaran HI ga boleh dilewatin lebih dari tiga kali?" tanya Aldi.

"Kenapa? Lah, gue baru tau kalo bundarah HI gaboleh dilewatin lebih dari tiga kali," jawab Gerald.

"Karena, nanti jadi HIHIHIHI!!!"

"HAHAHAHAH, ANJIR LAH ALDI!!"

"SIALAN LO!!!"

"By the way," sela Reno. "Lo pada tau gak sih tentang kabar anak baru itu?"

"Oh, si Kal-Kal itu ya," jawab Algra.

"Anjir lo, Gra. Giliran cewek aja, cepet lo responnya."

"ENGGA GITU SIAL!!!"

"Tapi iya, bener. Gue tau anak baru itu, cakep weh!"

Sore itu, Elraga meratapi kepergian senja di lapangan. Bibirnya yang terkatup memperjelas rahangnya yang tegas. Sementara itu, matanya yang sedikit letih terhibur dengan senja yang semakin turun.

"El, lo tau cewek itu, gak?" Algra bertanya, memecah lamunan Elraga.

"Oit, yang mana?"

"Yang baru, jelek lo ah ga dengerin!"

"Heheheh," Elraga terkekeh. "Gak tau gue. Gak peduli juga."

"ANJIRRR!!"

"El, lo harus tau ege, tu cewek cakep banget," tutur Aldi.

"Gabisa dia. Dia mah gay."

"RENO SIALAN LO!! GUE BUKAN GAY!" bela Elraga.

"HAHAHAHAHHA!!!"

Sepucuk Surat untuk Elraga [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang