1. Elraga dan Basket

125 21 22
                                    

"Elraga berantem lagi!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Elraga berantem lagi!"

"Di mana?"

"Di lapangan, ayo cepetan liat."

"Gue pegang Elraga, kita taruhan gocap-gocap, gimana?"

"Deal!"

"Yaampun itu orang ada aja kelakuannya setiap hari, bingung gue. Emang dia gak di-drop out-in aja apa sama sekolah? Cari onar mulu."

"Elraga ganteng banget tapi."

"Ya iya sih, kalo dia dikeluarin dari sekolah, populasi cogan kita berkurang dong?"

Itulah bisik-bisik para siswa-siswi SMA Arubuana begitu mendengar kabar perkelahian Elraga. Siapa yang tidak mengenalnya? Cowok yang ganteng, populer, dan juga kapten basket yang digandrungi banyak perempuan.

Hanya Elraga yang digandrungi, bukan eskul basketnya.

Di tengah teriknya matahari siang, kini tonjokkan demi tonjokkan mendarat pada pipi, dan juga rahang mereka.

BUGH!

BUGH!

"MAKSUD LO APA ANJING?" raung Elraga. "LO JELEK-JELEKIN ANAK-ANAK BASKET, GUE GA TERIMA!"

"GUE NGOMONGIN FAKTA. SEMUA ANAK SMA ARUBUANA TAU, ESKUL BASKET LO UDAH ADA DI UJUNG TANDUK. LO KAPTENNYA JUGA BEGO. COBA LIAT, APA ADA PRESTASINYA? DIKIT DOANG. KALAH LO SAMA ESKUL SEPAK BOLA."

BUGH!

Elraga tidak terima. Kepalan tangannya terus mendarat di tubuh Zega.

"Kalo lo mau hina basket, hina aja gue, kaptennya," desis Elraga sambil terengah-engah. "Tapi, camkan. Jangan pernah hina anggota basket. Gue gak terima. Sedikit apapun, gue gak terima, bangsat!"

Elraga memang begitu, dia tidak terima apapun yang menyakiti orang-orang terdekatnya, keluarganya. Salah satunya anak-anak anggota basket. Karena, baginya, eskul basket adalah rumahnya.

Meskipun Elraga tahu dan sadar, eskul basket memang ada di ujung tanduk. Tidak ada yang tertarik dengan basket. Mereka lebih memilih eskul futsal, ataupun voli. Makanya, anggota basket itu bisa terhitung jari. Sedikit.

Tapi, Elraga tetap menyayangi mereka. Karena, menurutnya, kualitas lebih penting daripada kuantitas semata.

"Bacot!"

BUGH!

"ELRAGA, ZEGA, SUDAH!" Guru BK, Pak Kasdi menyeruak gerombolan siswa-siswi yang melingkari mereka berkelahi, menyimak.

Pak Kasdi dengan tubuhnya yang besar cekatan untuk melerai Elraga dan juga Zega. "INI JUGA YANG LAIN BUKANNYA PISAHIN, MALAH NONTONIN AJA."

"Abisnya seru sih, Pak."

"SERU APANYA, KALO TEMEN KALIAN LUKA-LUKA BAGAIMANA?"

"Jangan dilerai Pak, biar tau siapa yang menang. Saya lagi taruhan soalnya."

Sepucuk Surat untuk Elraga [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang