Kal meremas bajunya kuat-kuat. Sepanjang perjalanan pulang, di mobil dia hanya bisa terdiam diri dengan matanya yang basah, dan pikirannya yang kalut. Dia masih tidak memahami, ada apa sebenarnya? Sementara, Elraga terlihat sangat murka.
Satu hal yang dia ketahui adalah, Elraga tiba-tiba berkelahi dengan Zega, dan seketika itu juga perlakuannya berubah. Elraga jadi murka dan membencinya.
Kal jauh lebih membencinya sekarang.
Kal benci untuk direndahkan di depan umum, Kal benci untuk dimarahi tanpa alasan dan sebab yang jelas. Kini dia mengepalkan tangannya kesal dan menutup matanya dengan sikunya. Meratapi nasibnya.
Haruskah ia bertahan?
Atau haruskah ia pergi menuruti egonya?
Kalau ia bertahan, ia tak tahu akan berapa lama lagi jalan yang harus ditempuhnya, jalan yang sangat panjang. Sementara, kalau ia menuruti egonya, semua akan terasa sia-sia. Rasa bersalahnya, perjuangannya hingga pindah ke Jakarta, semuanya akan lenyap.
Kal di ambang kebingungan. Hatinya carut marut, dia tidak bisa mendapatkan jawabannya. Dia marah, dia benci, dia kecewa dengan Elraga. Dia disemprot, difitnah dan dicaci di depan umum. Mengingatnya, itu jelas membuat Kal kecewa.
Di mobil yang menuju ke rumahnya, Kal terus sesenggukan, memikirkan, apa yang harus dia tempuh di jalan selanjutnya. Entah harga dirinya yang bisa saja terenggut habis, ataukah masa lalunya yang terbayar tuntas.
Kal ditarik oleh dua kemungkinan.
Kemungkinan yang sangat besar, dan sangat berisiko.
***
Malam itu, Kal membuka ponselnya. Dia sudah menyiapkan dirinya, kalau dia pasti akan dibanjiri oleh hujatan-hujatan sebab apa yang Elraga lakukan kepadanya. Kini, notifikasi mulai membanjiri ponselnya.
Terima pesan dari (kalamandacepu11_): lo cepu anjing, jelek banget hahaha.
Terima pesan dari (cepumatiaza): Cie, kayaknya putus nih sama Elraga... ya iyalah, siapa yang suka dicepuin. Enak lo dimarahin sama Elraga? Hahaha!
Terima pesan dari (olshopkurus): Udah putus, ya? Aduh, kasian banget lo hahahaha. Semoga cepet sadar ya. Perlakuan lo gak baik. Oh, jangan-jangan yang selama ini kabarin OSIS buat razia liptint itu lo, ya? Najis!
Dan masih banyak hujatan lainnya. Air mata Kal kini mengalir lagi, dia tergugu sendirian di kamarnya. Hatinya tercabik-cabik, sakit sekali. Tujuan utamanya, sekarang malah menjadi bumerang untuknya.
Teman-temannya kini menelepon.
"Kal, are you fine?" tanya Melina. "It seems you had a bad day, kalau lo mau cerita, gak apa-apa, sini aja. Kita telepon ampe pagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepucuk Surat untuk Elraga [SELESAI]
Teen FictionBasket SMA Arubuana terancam dibubarkan! Elraga, sebagai ketua basket, berusaha dengan keras untuk membangun kembali pamor basket SMA Arubuana yang telah redup sebelum-sebelumnya. Bersama dengan Kalamanda, si murid baru, semuanya terasa mudah bagi...