Elraga hanya perlu masuk ke dua puluh besar untuk mendapatkan persetujuan kepala sekolah, agar basket terus bertahan di SMA Arubuana. Kini, mereka bertanding lagi, untuk memperebutkan posisi 25 besar. Kini, mereka berada di aula besar, dengan suara decit-decit sepatu yang nyaring menggema beriringan dengan suara debum basket yang dipantulkan berkali-kali.
Sekarang, belum waktunya mereka tanding.
Tapi, Elraga masih saja merasa resah. Dia melihat pertandingan yang lebih sengit, dengan supporter sekolah lain yang lebih heboh, lebih dari biasanya. Tapi, pikiran Elraga buyar dengan keluhan Reno.
"ANJIR LO ALDI, JANGAN UMBAR AIB GUE SIALAN!!"
"HAHAHAHAH, LUCU BANGET LO, MUKANYA MELAS BANGET!!" ledek Aldi sambil meniru wajah Reno.
"RENO LO NGESELIN BANGET MUKA LO DI SINI, TOPI DIMIRINGIN, MUKA DISOK-SOKIN, IDIH, DASAR BOCAH FACEBOOK!!"
"HAHAHA ANJIR, FOTONYA MAKE TUTUP KAMERA CANNON, MANA NAMA FACEBOOKNYA ALAY BANGET, TUAN MUDA RENO."
"ANJIR UDAH CUKUP, JANGAN DONG," pinta Reno. "Gue geli banget kenapa gue dulu main Facebook. Sumpah, gue dulu salah aliran dah anjeng!"
"Tongkrongan kami, bukan tongkrongan pecundang," senandung Algra. "Anjay parah. 'Waktu tidak bisa diputar, dijilat, maupun dicelupin,' HAHAHAHA, NGAKAK ABIS!!"
"ANJIR RENO LO ALAY BANGET," cerca Elraga tak mau kalah. Dia tertawa-tawa sambil memegang ponsel Algra.
Untung gak ada yang tau Facebook gue.
Jangan salah, Elraga juga punya Facebook. Tapi, beruntung sekali, tidak ada yang mengetahui akun Facebook-nya itu. Kalau salah satu dari mereka tahu... bisa habis Elraga.
"IYA EGO, NYESEL BANGET GUE DULU, mana fotonya make tongsis panjang banget. Kalo gak, pake DSLR, terus nyengir make tutup kamera. Ewh. Gue nyesel banget, coba aja waktu bisa diulang."
"Waktu gak bisa diputar, dijilat, dan dicelupin," tandas Gerald, menyindir caption Reno.
"GERALD BANGSATTT!!!"
"HAHAHAHAHAHAHHA!!!!!"
Bersama mereka, Elraga lupa akan permasalahannya.
Hingga beberapa lama kemudian, dipanggillah anak SMA Arubuana untuk bertanding melawan SMA Berinda. Klub basket mereka terlihat sangar, dengan pemain-pemain mereka yang kompak. Pemain cadangan mereka juga terlihat sangat kuat, dan siap menggantikan mereka kapanpun.
Sementara itu, Elraga melirik pemain cadangannya... tidak ada harapan sama sekali. Hanya Jega, itu juga dia sudah lama tidak berlatih. Jadi, hanya merekalah harapan SMA Arubuana untuk menang. Jika salah satu dari mereka cidera, atau luka, sudah sulit harapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepucuk Surat untuk Elraga [SELESAI]
Fiksi RemajaBasket SMA Arubuana terancam dibubarkan! Elraga, sebagai ketua basket, berusaha dengan keras untuk membangun kembali pamor basket SMA Arubuana yang telah redup sebelum-sebelumnya. Bersama dengan Kalamanda, si murid baru, semuanya terasa mudah bagi...