happy reading!
Persis seperti dugaan Reno sebelumnya, amarah Elraga pasti meletup-letup. Kini, ia memaksa semua pemain untuk berlatih, setiap hari, secara intens. Jujur saja, Reno sekarang sangat letih, setelah digembleng untuk perlombaan selama ini, dia masih harus dihadapkan dengan latihan yang tak kunjung selesai.
Coach Ali bahkan menyuruh Elraga untuk tenang, dan mengambil jatah istirahat. Tapi Elraga tetap keras kepala, akhirnya mereka sempat bercek-cok. Berakhir, Elraga mengadakan latihan sendiri, tanpa ada Coach Ali.
"Lo ngapain duduk, Di. Jangan lemah, lah! Latihan, gece, lari puterin lapangan, tiga set," titah Elraga yang tidak digubris sama Aldi, sama sekali.
Melainkan, Aldi hanya duduk di tengah lapangan, dengan napas yang terengah-engah setengah mati. Tubuhnya kini dimandikan dengan keringat, dia bahkan sudah tidak kuat lagi untuk berlari. "Gu-gue gak kuat, El." Aldi terengah-engah. "Bentar dulu, lambung gue sakit."
"Lebay!" semprot Elraga, kemudian menarik tangan Aldi kasar sehingga dia berdiri lagi. "Cepet berdiri, lari lagi. Gak ada dari kita yang mau kalah."
Berakhir, kelima cowok itu memaksakan diri untuk terus berlatih, mengelilingi lapangan, berlarian zig-zag sambil memantulkan basket, melatih shooting, dan sebagainya di tengah kerasnya tekad Elraga.
***
Keesokan harinya.
Kal melihat Elraga yang kembali. Kembali dengan auranya yang seram, dan mencekam. Entah mengapa, padahal akhir-akhir ini, Elraga mulai melembut dengan perlakuannya yang manis. Jangankan itu, Kal chat saja gak dibalas sama sekali.
Sore ini, Kal melihat Elraga yang berlatih, tanpa ada Coach Ali. Sebab, terakhir kali mereka berdebat, Coach Ali benar-benar kecewa dengan perkataan Elraga.
"Udah, lo nurut aja, kalian mendingan istirahat aja. Gue paham kepala sekolah minta juara satu, tapi kalo misalnya lo latihan terus-terusan, nanti lo dilapangan kecapekan, berakhir lo nya malah ga maksimal performanya."
"Ya mikir dong, Li! Bayangin, gimana skill kita? Kita pas-pasan, bukan jago banget. Gue sendiri bahkan gak yakin, kita bisa nembus juara satu atau gak. Bayangin, Li! Eskul basket gue, rumah gue bakal bubar! Kalo bukan latihan, bakal kayak gimana maksud lo?!"
"Ya bayangin aja lo nya juga, latihan lo minta setiap hari, dari pagi lanjut sampe malem. Emang lo pikir, gue siapa lo, gue pelatih lo, kalo lo lupa."
"Justru itu, lo harusnya bertanggung jawab, lo harusnya yang gerakin kita buat terus latihan, bukan lo malah nyuruh istirahat, bego!"
Coach Ali tidak terima. "Maksud lo apa kayak begitu? Gue lebih berpengalaman daripada lo, El. Jaga ucapan lo!"
"Terus, dengan berpengalamannya lo, lo berarti Tuhan yang bisa gue turutin semua perkataannya? Mikir dong, Li!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepucuk Surat untuk Elraga [SELESAI]
Ficção AdolescenteBasket SMA Arubuana terancam dibubarkan! Elraga, sebagai ketua basket, berusaha dengan keras untuk membangun kembali pamor basket SMA Arubuana yang telah redup sebelum-sebelumnya. Bersama dengan Kalamanda, si murid baru, semuanya terasa mudah bagi...