Barbeque

916 37 0
                                    


Barbeque

Joey membuka pintu dan melihat Sandra berdiri tepat di depan pintu. Dia terlihat cantik, menggunakan loose shirt berwarna fuschia dan knee length midi skirt berwarna hitam.

"Hai," Sandra menyapa.

"Hai," Joey membalasnya.

"Apa aku mengganggu?"

"Ah, tidak kami hanya, hanya.... Ah, sudahlah. Ayo masuk." Joey mempersilahkan Sandra masuk dan duduk di ruang tamu."

"Kau pasti lupa kita ada janji bertemu?"

"Benarkah? Janji?" Joey mencoba mengingat kembali, kapan dia membuat janji bertemu dengan Sandra.

"Iya, bertemu untuk menyerahkan berkas ini." Sandra mengangkat map biru yang ada di tangan kanannya. Bukankah kau memintaku menyelesaikan berkas ini secepatnya? Aku menyelesaikannya dengan cepat dan membawanya kesini agar bisa kau periksa. Aku harap kedatanganku tidak mengganggu hari minggumu.

"Berkas? Kau bisa menyerahkannya di kantor besok."

"Aku kebetulan lewat sini jadi kurasa sebaiknya aku mampir untuk menyerahkannya."

"Baiklah. Coba aku cek."

Egi masuk ke ruang tamu dan terdiam saat melihat Sandra ada disana. Sandra tersenyum saat melihat Egi. Egipun membalasnya.

"Hi," sapa Egi sembari tersenyum kembali. Ini adalah pertama kalinya dia berbicara dengan Sandra. Terakhir mereka bertemu dulu, Sandra bahkan tak menatapnya.

Sandra membalas sapaan Egi dengan senyuman dan menatapnya dengan lekat ketika berjalan menghampiri Joey yang telah duduk di sofa di depannya.

"Kau mau minum sesuatu?" tanya Egi sedikit canggung.

"Apa saja, bisa minta yang dingin?"

"Tentu. Tunggu sebentar." Egipun berjalan ke dapur dan menyiapkan minum.

"Ayo berpesta!" Rendra tiba-tiba muncul tanpa mengucapkan salam, sehingga membuat Joey dan Sandra kaget. Dia membawa tas belanjaan besar. Langkahnya sempat terhenti saat melihat Sandra dan Joey duduk disana.

"Maaf, aku mengganggu ya?" Rendra tersenyum kikuk. "Kau disini? Kebetulan, ayo ikut pesta. Aku membawa banyak bahan makanan. Ini hari minggu, kita adakan pesta barbeque saja. Ikutlah." Rendra mengajak Sandra ikut bergabung. "Tak ada penolakan," kata Rendra. Rendra pun masuk dan langsung menuju dapur.

"Dia masih saja seperti dulu." Sandra tersenyum mengingat kelakuan Rendra.

"Iya, dia masih segila dulu." Joey bercanda. Sandra tertawa pelan.

***

Merekapun menyiapkan bahan-bahan untuk barbeque di halaman belakang. Egi memyiapkan daging. Sandra memotong sayuran. Sedangkan Rendra, dia mengganggu Joey yang sedang menyiapkan alat pemanggang.

"Kau yang punya ide. Ayo, cepat kerjakan! Kau buat rumahku kotor saja." Joey mengeluh karena Rendra terus mengganggunya. "Ayo kesana bantu mereka menyiapkan daging dan sayurannya." Joey dan Rendra mendekati Egi dan Sandra.

"Kau memang pintar, lihat caramu memegang pisau. Benar-benar ahli." Rendra memuji Egi. "Kau bisa memasak? Egi sangat handal masalah masak-memasak." tanya Rendra pada Sandra.

Sandra terdiam, dia tak tahu harus menjawab apa. Karena dia ingat Joey tak pernah tahu dia bisa memasak.

"Dia pintar memasak. Iya kan Sandra?" Egi yang menjawab.

"Dia itu tak bisa memasak. Saat SMA masak telur mata sapi saja gosong." Joey menjelaskan. Sandra hanya tersenyum.

"Kau tahu Gi, suamimu mengerjaiku kemarin."

"Benarkah?"

"Iya, dia menceburkanku ke kolam renang dan mengunciku di luar saat udara begitu dingin. Padahal itu rumahku."

"Dasar tukang mengadu. Kau sendiri yang melompat ke kolam." Joey membela dirinya.

Rendra mendekati Egi dan merangkulkan lengannya di bahu Egi. "Dia itu cepat sekali marah dan ingin menghajarku. Aku hanya bercanda. Aku bilang seharusnya aku yang menikahimu bukan dia. Kau pacarku tapi malah dia yang menikahimu."

"Kurasa kau benar, seharusnya kita sudah jadi suami istri sekarang." Egi menanggapi candaan Rendra.

"Eh...eh...tangan...tangan.... Kau kira parkiran umum." Joey menepis tangan Rendra yang menyentuh Egi dan menjauhkan Rendra dari Egi. "Ayo, kita panggang dagingnya." Joey menarik Rendra menjauh.

Egi tersenyum melihat kelakuan mereka berdua. "Tak usah hiraukan mereka. Mereka memang selalu begitu," jelas Egi pada Sandra.

"Iya, aku tahu. Aku kenal mereka sejak SMA," jawab Sandra sambil tersenyum.

Tentu saja dia tahu. Apa yang aku pikirkan sehingga bicara seperti itu. Sandra kenal Joey dan Rendra lebih dahulu dari dirinya. Tentu saja dia sudah tahu bagaimana kelakuan mereka. Pikir Egi dalam benaknya.

"Apa maksud Rendra tadi. Kenapa dia bilang seharusnya dia yang menikahimu? Kalian pacaran?"

"Oh itu, ya kami memang sempat pacaran, saat itu aku sudah." Egi berpikir sejenak lalu memilih tidak melanjutkan perkataannya.

"Jadi kau pacaran dengan Rendra tapi selingkuh dengan Joey?"

"Tidak...tidak,tidak seperti itu. Aku tak punya pacar saat Joey...."Egi kembali terdiam sejenak."Bagaimana jika kita membantu mereka memanggang daging saja." Egi tidak inginmelanjutkan pembicaraan itu lagi. 

Karma Rasa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang