Joey terbangun di tengah malam karena handphonenya berbunyi.
"Siapa yang iseng tengah malam begini?" gumam Joey ketika enggan membuka mata ataupun beranjak dari tempat tidur. Namun, nada dering handphonenya sungguh mengganggu. Matanya terpejam dan tangan kanannya sibuk meraba-raba mencoba meraih handphonenya di atas meja nakas. Dia hampir meraihnya tapi handphone itu malah terjatuh ke lantai. Hal itu memaksanya bangun dan melepaskan pelukannya pada Egi yang masih tertidur lelap. Dia mencari handphonenya yang terjatuh ke bawah tempat tidur. Dia sangat terkejut melihat sesuatu yang sudah lama disimpannya malah ada disana. Joey meraihnya dan makin terkejut melihat buku diary itu tak lagi terkunci.
Egi yang saat itu terbangun merasa takut, melihat Joey berjongkong disamping tempat tidur. Dia segera bangkit agar Joey tak melihat benda itu. Tapi dia terlambat, Joey sudah memegang diary itu dan menatap tajam padanya.
"Ku rasa ada yang ingin kau katakan padaku?" ucap Joey menuntut penjelasan.
"Itu..."
"Kau memang istriku tapi kau tak berhak mengambil ini!" Suara Joey meninggi. "Kenapa kau selalu saja membuatku kesal? Baru saja aku ingin memperbaiki hubungan kita dan melupakan semuanya, tapi kau.... Lagi-lagi kau buat masalah! Darimana kau dapatkan kunci ini?" Egi tak menjawab pertanyaan Joey, dia hanya menunduk. Hal itu membuat Joey makin geram. "Bisakah kau tidak menambah panjang masalah ini? Kau tak berhak melakukan ini padaku!" Joey membentak Egi. "Hubungan kita sudah sejauh ini, Gi. Kenapa kau masih saja tak berubah? Bisakah kau berhenti membuka luka lamaku? Takkah kau mengerti aku sedikit saja? Dari mana kau dapatkan ini?"
"Aku tak sengaja menemukannya di gudang tempo hari," jawab Egi lirih.
"Lalu, kau penasaran dan mengambilnya? Siapa yang mengijinkanmu? Rasa penasaranmu?"
Egi makin takut dan rasa bersalah menjalari hatinya. Joey benar, dia tak seharusnya mengambil itu bahkan membacanya. Joey terlalu banyak terluka gara-gara dirinya. Air matanya seakan ingin menetes.
"Ow, tidak-tidak! Jangan gunakan air mata untuk membuatku lemah. Kali ini air matamutakkan membantu! Renungkan apa yang telah kau lakukan dan berikan aku satualasan, kenapa aku tak boleh marah padamu!" Joey berbalik hendak keluar kamar,tapi sebelum keluar, dia mengucapkan satu kalimat yang semakin membuat Egisedih. "Jangan gunakan alasan cinta, karena aku tak yakin ada cinta diantarakita!"
Joey membanting pintu dan meninggalkan Egi yang menangis tersedu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Karma Rasa Cinta
RomanceEgi, seorang gadis cantik yang egois bertahan mencintai Joey yang jelas tidak mencintainya. Benarkah dia tidak mencintainya? Ataukah dia hanya tidak menyadari cinta itu karena masih terikat akan masa lalunya? Ketika satu persatu kebenaran terungka...