Pertemuan

853 35 0
                                        

Pagi hari saat Joey tiba dikantor. Sandra sudah ada di sana. Dia duduk di depan ruangan Joey. Tepatnya di meja sekretarisnya. Kini Sandra bekerja di kantornya dan akan bertemu dengannya setiap hari. Dia akan melihat wajah itu lagi. Sandra yang melihat Joey datang melemparkan senyuman. Joey membalasnya dan mereka mulai bertegur sapa.

"Pagi bos," sapa Sandra.

"Jangan panggil aku seperti itu."

Sandra kembali tersenyum. "Kalau begitu aku panggil Pak Joey saja."

"Itu lebih baik daripada bos. Seolah-olah aku akan memerintahmu setiap saat."

"Bukankah memang itu tugasku?"

"Ah sudahlah, terserah panggil apa. Tapi, selamat bergabung." Joey mengulurkan tangannya mengucap selamat datang pada Sandra. Sandra menerimanya dan mereka berjabat tangan lagi setelah sekian lama.

"Lanjutkan pekerjaanmu. Aku akan ada di ruanganku. Tolong cek jadwalku dan bawa ke ruanganku." pinta Joey.

"Baik, pak," jawab Sandra sambal tetap tersenyum. Pandangannya tak berpaling sedikitpun dari Joey.

Joeypun masuk ke dalam ruangannya. Sandra masih memperhatikan Joey ketika berjalan keruangannya. "Kau masih belum berubah. Masih seperti Joey yang dulu. Kau masih membatasi diri. Kau bahkan tak berani memandangku lebih lama. Apa kau masih belum bisa melupakannya," gumam Sandra sendiri saat Joey tak nampak lagi.

***

Joey sedang menelpon Egi saat Sandra mengetuk pintu.

"Masuklah," kata Joey pada Sandra. "Nantiku jemput. Kau tak usah masak malam ini. Kita makan diluar saja. Baiklah. Sampai jumpa." Joey menutup teleponnya. Sandra sudah berdiri di depan mejanya.

"Ini jadwal yang anda minta."

"Baiklah, terima kasih." Joey mengambil jadwal itu dan mulai membacanya.

"Itu istrimu? Yang kau telpon?" Sandra masih berdiri di depan meja kerja Joey dan memperhatikan ruangan Joey yang baru pertama kali ia masuki.

"Iya," jawab Joey singkat dan masih memperhatikan jadwal yang diberikan oleh Sandra.

"Dia pasti wanita yang baik."

Joey melihat Sandra dan tak menjawab dia hanya tersenyum.

"Sudah lama kalian menikah?" Sandra memulai pembicaraan lagi saat Joey tak menanggapi pernyataannya.

"Baru beberapa bulan yang lalu." Joey berpaling sejenak

"Ow...pengantin baru."

"Ya begitulah. Duduklah dulu," pinta Joey. "Kapan kau kembali?"

"Sudah sebulan yang lalu. Tapi mama menyusul 3 hari yang lalu. Dia akan tinggal disini selama 5 hari. Mama titip salam untukmu."

"Benarkah? titip salam juga untuk tante."

"Iya, akan aku sampaikan. Sudah isi?"

"Apanya?"

"Istrimu?"

"Ow...Tuhan masih menguji kami." Joey menghela nafas. "Sempat isi tapi keguguran."

"Maaf, aku...turut sedih. Tapi masih bisakan?"

"Tentu saja. Dokter bilang tak ada masalah. Hanya butuh waktu," jelas Joey.

Sandra terdiam dan terus memandang Joey. Joey merasa aneh saat Sandra terus memperhatikannya. "Ada apa? Ada yang aneh?"

"Tidak. Hanya tak menyangka kita akan bertemu lagi setelah sekian lama. Aku sempat takut kau tak mau bertemu aku lagi."

"Tidak. Bukankah saat kau mengajukan lamaran kerja, kau sudah tahu ini kantorku?"

"Kau masih pintar seperti dulu," pujinya. "Hanya saja..."

"Hanya saja apa?"

"Ah..tidak apa-apa, lupakan. Baiklah aku harus kembali bekerja. Aku tak mau gagal di hari pertamaku." Sandra bangun dan berbalik tapi matanya terpaku pada sebuah foto besar yang terpajang di dinding kantor Joey. Foto berpigura kayu itu menghiasi dinding di depan meja kerja Joey.

"Itu foto pernikahanmu?"

"Iya." Joey menutup jadwalnya dan meletakkan dimejanya.

"Jadi itu istrimu?" Sandra kembali bertanya, sepertinya dia masih penasaran. Dia kembali menoleh ke Joey dan tersenyum.

"Iya, namanya Regina Maheswari. Panggil saja Egi. Cepat atau lambat kalian pasti bertemu. Dia sering datang ke sini."

"Aku tak kaget mendengar itu. Dia punya suami yang begitu tampan dan jadi pujaan wanita. Jika aku jadi dia, aku akan mengawasimu setiap detiknya."

"Kurasa kau berlebihan." Joey lalu bangun dan mengambil beberapa berkas yang harus dibicarakan dengan Rendra.

"Iya, tentu saja. Kami pasti bertemu. Harus." Sandra pun keluar dari ruangan Joey.

Karma Rasa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang