Maafkan Aku

1.9K 67 0
                                        


"Kau darimana? Kenapa handphonemu tak aktif? Aku terus menghubungimu." Egi terus mengikuti Joey saat dia tiba di rumah larut malam.

"Aku nonaktifkan."

"Kenapa?"

"Bukan urusanmu," jawab Joey ketus.

"Aku istrimu, aku berhak tahu kau dimana."

"Oya? Jadi, kau masih ingat aku ini suamimu? Jika kau ingat mana rasa hormatmu pada suamimu ini? Sehingga, bisa membongkar barang-barang masa laluku sesuka hati? Apa aku pernah ikut campur masa lalumu?"

Egi tercengang kenapa Joey bisa bicara seperti itu padanya.

"Jika ini gara-gara buku harian itu, aku minta maaf. Aku memang salah, bisakah kau lupakan masalah ini?"

"Kau kira maaf akan memperbaiki semuanya? Bagaimaa jika dulu aku hanya mengucapkan 'Egi maafkan aku karena sudah menghamilimu, bisakah kau lupakan ini? Biarkan aku pergi dan kita lupakan semua ini?' Kau mau aku seperti itu? Tidak, tentu saja tidak!" bentaknya.

Joey meninggalkan Egi di ruang tamu sendiri. Lagi-lagi dia tak percaya dengan apa yang didengarnya. Apa yang merasuki suaminya hingga dia bisa berkata seperti itu.

Malam itu, Joey tak tidur di kamar. Dia memilih tidur di kamar tamu sendiri. Dia tak bicara lagi pada Egi. Sebisa mungkin Egi bersikap tenang dan tetap memperhatikan Joey tapi Joey tak memperdulikannya.

Sudah seminggu berlalu, Joey tak mau bicara banyak dengannya. Sikapnya pun sangat dingin. Tapi masih ada sedikit perasaan lega karena Joey masih ingat pulang.

"Kau mau aku buatkan sesuatu?" tanya Egi dari dekat pintu, saat Joey sedang melanjutkan pekerjaannya di ruang kerja pribadinya.

"Tidak usah."

"Kau yakin?" Egi masuk ke ruangan itu dan memeluk suaminya dari belakang.

"Ya."

"Jawabannya singkat sekali. Sampai kapan akan terus begini?"

"Aku sedang bekerja."

"Aku tahu, makanya aku tawarkan sesuatu agar kau merasa lebih nyaman."

"Keluar dan jangan ganggu aku."

"Tapi.."

Joey melepaskan pelukan Egi. "Tolong keluar, itu akan membuatku lebih nyaman. Jauh lebih nyaman."

Egi masih diam disana, dia memandang suaminya dengan perasaan sedih.

"Kau mengerti kata 'tolong'kan?" Joey kembali menegaskan tanpa melihat Egi.

Egipun menurutinya, dia hendak keluar dari ruangan Joey. Tapi tangannya tak sengaja menyenggol segelas air yang ada di atas meja. Air itu tumpah dan hampir mengenai laptop Joey. Untung Joey lebih sigap dan berhasil mengangkat laptopnya tepat waktu. Hal itu, otomatis membuat Joey makin naik pitam dan membentak Egi untuk keluar.

Egi akhirnya keluar dengan perasaan makin bersalah. Dia tak tidur, menunggu Joey selesai bekerja. Tapi malam itu, Joey tak keluar dari ruang kerjanya. Dia tidur di ruang kerjanya. Egi mengambilkan selimut dan menutupi tubuh Joey yang berbaring di sofa ruang kerjanya. Joey tampak lelah, beban pekerjaan dan masalah dengan dirinya membuat Joey tampak kacau.

Egi sangat merasa bersalah. Andai waktu bisa diputar kembali. Dia pasti akan memperbaiki sikapnya sehingga tidak akan pernah melukai Joey seperti ini.

"Maafkan aku, Joey sayang."

Karma Rasa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang