Pulang kerja Joey menjemput Egi untuk makan malam bersama. Mereka pergi kesalah satu resto favorit Joey. Setelah selesai makan, Egi meminta izin ke toilet. Joey menunggu di tempat duduknya sambil mengecek beberapa email penting yang masuk. Tak ia sadari ada seseorang mendekatinya dan menepuk pelan pundaknya.
"Joey," seseorang menyapanya.
Joey dengan refleks menoleh dan alangkah terkejutnya melihat wanita paruh baya yang berdiri di sampingnya. Dia pun berdiri dan tersenyum.
"Tante Ratih?"
"Sudah tante duga ini kamu. Tante tidak mungkin salah mengenalimu." Wanita itu tersenyum. "Lama tak berjumpa, bagaimana kabarmu?"
"Baik, tante. Bagaimana kabar Tante?"
"Seperti yang kamu lihat, tante baik-baik saja. Sandra baru cerita jika mulai hari ini dia bekerja di kantormu. Maaf ya, Sandra jadi merepotkanmu."
"Ah tidak tante. Sandra wanita yang mandiri dia tak mungkin merepotkan. Joeylah yang akan merepotkan dia untuk membantu mengurus pekerjaan di kantor."
"Itu memang tugasnya sebagai sekretarismu. Kau banyak berubah, makin tampan dan dewasa. Tante dengar kau sudah menikah."
"Iya tante." Ada perasaan tak enak dalam hati Joey saat mendengar pernyataan itu.
"Maafkan Joey, tante."
"Kenapa kau meminta maaf. Kau punya hak untuk bahagia. Walau bukan dengan anak tante, tapi inilah yang terbaik. Tante senang kau bisa menemukan pengganti dirinya." Tante Ratih tersenyum tapi tak menutupi rasa sedih dari wajahnya. "Kau kesini sendiri?"
"Tidak, Joey datang bersama istri."
"Mana istrimu?"
"Sedang ke toilet." Saat Joey menjawab pertanyaan itu. Wajah Tante Ratih tiba-tiba berubah pucat. Matanya tertuju pada seseorang. Tapi bukan pada Joey. Tante Ratih bungkam. Amarah terlukis di wajahnya yang pucat. Joey merasa bingung, dia menoleh dan melihat apa yang diperhatikan Tante Ratih. Joey melihat pemandangan yang sama. Istrinya berdiri tak jauh dari mereka. Wajah Egi memperlihatkan keterkejutannya. Dia memandang Tante Ratih dengan rasa takut. Joey yang melihat itu merasa makin bingung.
"Sayang, kemarila!" Joey memanggil istrinya. Tapi Egi masih diam. "Sayang, kemari!" Joey memanggilnya lagi dengan rasa heran. Egi akhirnya menurut dia menunduk dan mendekati Joey. Joey memegang tangan Egi. Tangannya terasa sangat dingin.
"Apa-apaan ini Joey?" Tante Ratih nampak marah.
"Apa maksud tante?" Joey bingung. "Ada apa ini? Kalian saling mengenal?" tanya Joey kepada mereka berdua.
"Apa-apaan ini?" tanya Tante Ratih lagi. "Kau mempermainkan tante?"
"Joey tak melakukan apa-apa. Memangnya ada apa? Apa ada yang salah? Joey benar-benar tak mengerti."
"Apa? Bagaimana mungkin kau bilang kau tak mengerti? Ini istrimu? Kenapa harus dia? Dari sekian wanita yang ada di dunia ini, kenapa harus dia?"
"Apa? Apa maksud tante?"
"Tante kecewa padamu. Bagaimana mungkin kau menikah dengan wanita ini?"
Joey masih bingung. Dia tak mengerti dengan apa yang terjadi. Dia melihat Egi. Tapi Egi masih menunduk dan hanya diam.
"Joey, Joey sungguh tak mengerti...." Ucap Joey terbata-bata. Perasaannya tiba-tiba tak enak.
"Bukankah dulu kau bilang tak ingin bertemu, bahkan tak ingin tahu namanya. Tapi kenapa kau malah menikah dengannya?"
Joey mulai meresapi perkataan Tante Ratih. Dia mengingat kembali, wanita yang tak ingin ditemuinya. Nama yang tak ingin diketahuinya. Dia berharap bukan itu maksud Tante Ratih. Joey kembali melihat Egi. Jantungnya berdebar kencang dan menggenggam tangan istrinya dengan erat.
"Jadi kau benar-benar tak mengerti? Kau tak tahu siapa wanita ini? Ini wanita yang sudah membuat hati tante hancur. Wanita ini yang telah merampas kebahagiaanmu. Wanita ini, wanita yang sudah memisahkan seorang ibu dengan anaknya. Wanita yang sudah merenggut nyawa kekasihmu!"
Petir seakan menyambar Joey malam itu. Dia melepas genggaman tangannya pada tangan Egi. Kenangan masa lalu itu mulai menyeruak kembali. Membuka luka yang telah dipendamnya selama ini. Egi juga nampak kaget dengan penjelasan Tante Ratih. Dia tak pernah menyangka. Kesalahan di masa lalunya akan muncul kembali. Yang paling tak disangkanya, wanita yang dulu ditabraknya adalah kekasih Joey. Egi menoleh Joey. Joey masih tak percaya dengan apa yang didengarnya. Joey tampak sangat terguncang. Wajahnya tampak kaku, marah, bingung dan benci tergambar jelas. Tante Ratih mulai meneteskan air mata. Dia memilih meninggalkan Joey dan Egi yang masih terdiam. Egi tak kuasa menaham air matanya. Sedangkan Joey hanya terdiam menatap istrinya dan berharap ini semua hanyalah mimpi.
"Kita pulang. Kita harus bicara." Joey berjalan keluar. Egi mengikutinya.
Sampai di rumah Joey masih belum mau bicara. Joey tampak syok dengan apa yang baru saja dia ketahui.
"Joey..." Egi mendekati Joey dan memeluknya. "Maafkan aku."
"Katakan ini mimpi. Tolong pukul aku! Pukul yang keras dan bangunkan aku!"
Egi tak menjawab, dia hanya menangis.
"Katakan padaku kalau itu tak benar. Katakan itu bukan kau." Joey meminta. Dia melepaskan pelukan Egi dan memegang lengan Egi. "Aku mohon katakan itu bukan kau. Ini hanya salah pahamkan? Itu bukan kau!" Suara Joey makin meninggi dan cengkraman tangannya pada lengan Egi makin kencang.
"Maafkan aku. Aku tak tahu jika wanita itu adalah kekasihmu!"
"Jadi ini alasanmu? Ini alasan traumamu makanya dulu kau tak berani naik mobil? Ini alasan yang tak pernah kau ceritakan kepadaku? Cepat jawab!" Emosi terdengar jelas dari suara Joey yang meninggi.
Egi mengangguk. Hati Joey makin hancur. " Kenapa harus kau? Dari sekian wanita di dunia, kenapa harus kau? Apa kau memang sebodoh itu?"
"Itu kecelakaan!" jawab Egi membela diri.
"Itu memang kecelakaan. Tapi kecelakaan itu terjadi karena salahmu! Dengan enteng kau bilang itu 'kecelakaan'? Apa kau pernah berfikir, akibat dari kecelakaan yang telah kau timbulkan itu? Satu nyawa yang tak berdosa telah melayang! Kau merenggut nyawa gadis yang paling aku cintai!" Joey membentak Egi. Joey mulai tak bisa mengontrol dirinya. Air matanya menetes. "Satu hari, hanya satu hari. Aku hanya meninggalkannya satu hari, keluar kota mengurus kuliahku. Tapi aku harus kehilangannya selama-selamanya karena ulahmu! Satu hari aku tak bertemu dengannya. Baru satu hari, tapi keesokan harinya aku sudah melihatnya tak bernyawa. Tubuhnya terbujur kaku di ruang mayat! Dan itu semua karena ulahmu!"
"Sayang, maafkan aku." Egi menangis makin keras dan Joey sama sekali tak memperdulikannya. Egi bersimpuh meminta maaf pada Joey. Tapi Joey benar-benar kehilangan pijakannya. Dia tak tahu harus berbuat apa.
"Kenapa harus kau Gi. Kenapa aku harus mengetahui semua ini saat kita sudah menikah? Aku bersumpah tidak akan mendengar nama ataupun mengetahui wajah wanita yang telah mencelakakannya. Tapi yang terjadi kini malah sebaliknya! Aku menikahi wanita yang paling kubenci seumur hidupku!" Joey membentak Egi lagi dan lagi. Dia kehilangan akal sehatnya. Joey membangunkan Egi yang bersimpuh dihadapannya. Dia memeluk Egi. Mendekatkan bibirnya pada bibir Egi dan mulai berbisik. "Kau tahu, aku sangat mencintaimu. Aku sangat bingung. Disatu sisi aku sangat mencintaimu tapi di sisi lain. Aku sangat membencimu." Joey melepaskan pelukannya. Dia meraih kembali kunci mobilnya dan memilih pergi. Egi terjatuh lemas. Dia menangis. Tak pernah menyangka semua ini akan terjadi. Kebodohannya dimasa lalu membawa malapetaka untuk kehidupannya kini. Karma yang harus dihadapinya. Rasa bersalah memenuhi dadanya. Rasa bersalah dan takut kehilangan Joey membuat dirinya hancur.
![](https://img.wattpad.com/cover/148202759-288-k174958.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Karma Rasa Cinta
RomanceEgi, seorang gadis cantik yang egois bertahan mencintai Joey yang jelas tidak mencintainya. Benarkah dia tidak mencintainya? Ataukah dia hanya tidak menyadari cinta itu karena masih terikat akan masa lalunya? Ketika satu persatu kebenaran terungka...