WANITA YANG DIBENCI

1.1K 45 0
                                    

Dengan perasaan kalut Joey melajukan mobilnya ke rumah Rendra. Tanpa mengetuk pintu dia masuk ke dalam rumah. Dia tak mempedulikan Rendra yang sedang asik bermain game sendiri. Joey melempar kunci mobilnya entah kemana dan duduk di sofa tanpa berkata-kata.

Rendra heran melihat Joey. "Hei, ada apa?" Rendra masih sibuk dengan gamenya.

Joey tak menjawab. Rendra menoleh Joey. "Kau kenapa? Matamu merah. Kau sedang marah?" Joey tak merespon. "Aku tahu. Kau pasti bertengkar dengan Egi. Kalian baru menikah tapi sudah ribut. Tapi tak apa, banyak orang bilang pertengkaran itu bumbu dalam rumah tangga. Tapi aku kurang tahu. Aku belum merasakannya." Rendra bicara panjang lebar tapi Joey tetap tak merespon. "Hai, sudahlah. Besok juga akan mesra lagi. Kau hanya harus pintar mengambil hatinya. Aku jamin Egi takkan bisa marah lama padamu. Daripada kau memikirkannya, lebih baik minum dulu dan kita main game. Ayo lawan aku, kali ini aku pasti bisa mengalahkanmu." Rendra menawarkan sekaleng cola pada Joey. Tapi Joey masih tak merespon. Sikap Joey membuat Rendra kesal. Dia menyadari ada masalah yang serius sedang dipikirkan Joey. "Ya teruslah diam. Aku takkan mengerti jika kau hanya diam." Rendra mengambil minuman itu dan meminumnya.

"Egi yang menabrak Siska." Joey mulai bicara.

Kalimatnya singkat tapi membuat Rendra terkejut hingga tersedak. Dia merasakan minumannya masuk ke hidungnya. Dia mulai terbatuk-batuk. "Kau pasti bercanda." Rendra tak percaya.

"Dia sudah mengakuinya. Mama Siska yang mengenalinya."

Rendra tercengang. "Kau yakin itu benar?"

"Sudah kubilang Egi mengakuinya. Aku tak tahu harus berbuat apa."

"Tenang Joey. Kita bicarakan ini pelan-pelan. Jadi, Egi sudah tau jika orang yang ditabraknya dulu adalah orang yang kau sayang? Kau mencintai wanita yang telah mencelakai wanita yang kau cintai? Astaga semua ini membuatku pusing. Kebetulan yang sangat tak pernah terpikirkan olehku." Rendra bingung. Dia menggaruk-garuk kepalanya.

"Ini alasannya. Alasan kenapa Egi trauma mengendarai mobil. Seharusnya aku tahu lebih awal. Seharusnya aku menanyakan alasannya. Seharusnya aku...." Joey terdiam.

"Tak menikahinya?" Rendra melanjutkan.

"Aku, aku tak tahu. Ini seperti karma yang harus aku terima. Dulu aku bersumpah tak ingin tahu bahkan melihat wajah orang yang mencelakai Siska. Tapi kenyataan yang harus aku terima kini adalah aku malah menikahi wanita itu."

"Kau menyesal menikahinya?"

"Tidak, bukan begitu, ini salahku. Aku termakan omonganku sendiri. Aku tak menyesal menikahinya, aku sangat mencintai Egi. Aku tak memungkirinya. Tapi aku merasa seperti menghianati Siska. Aku menikah dengan wanita yang mencelakakan orang yang juga aku cintai. Kecelakaan itu bahkan membuatnya meninggal. Ini tak mudah Ren. Aku tak bisa melupakannya. Bertahun-tahun aku tetap menyimpan Siska dalam hatiku. Jujur aku tak bisa sepenuhnya melupakannya. Tapi berkat Egi, aku menemukan cinta itu lagi. Kini saat semua kenyataan terkuak, aku kehilangan arah. Di satu sisi aku mencintai Egi. Tapi di sisi lain aku membencinya karena dia merenggut Siska dariku." Joey tertunduk.

Rendra ikut bingung. Dia tak menyangka masalah seperti ini bisa terjadi. "Egi dan Siska adalah 2 wanita yang kau cintai. Tapi mereka ada di hidupmu diwaktu yang berbeda. Kesalahan Egi memang besar. Tapi setidaknya kau harus ingat. Siska adalah masa lalumu. Dia takkan hidup lagi dan menamparmu karena menghianatinya. Sementara Egi, dia adalah istrimu. Itu artinya dialah masamu kini dan masa depanmu. Hal ini memang sulit, jika aku ada diposisimu. Aku pasti merasakan hal yang sama. Sudah, tenangkan dirimu. Kau pikirkan lagi dengan kepala dingin. Kau pemimpin yang handal. Aku yakin kau bisa mengatasi ini dengan jalan keluar terbaik. Egi dimana?"

"Di rumah." Joey mengambil sekaleng bir dingin yang diletakkan Rendra di atas meja dan meminumnya.

Rendra meraih handphonenya, dia menghubungi Rita. "Hallo, Rita. Kau dimana? Bisa temani Egi dirumah? Ya kau kesana saja. Dia akan menjelaskannya. Joey sedang bersamaku. Tolong temani Egi dulu. Jangan biarkan dia berfikir pendek. Ok. Terima kasih." Rendra memutus telepon. "Kau istirahat saja disini, semuanya akan baik-baik saja." Rendra menepuk pundak Joey.

Karma Rasa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang