TUAN MALAIKAT

1K 57 0
                                    

Joey baru saja hendak memejamkan mata ketika bel apartemennya berbunyi. Joey bangkit dan membuka pintu.

"Kau tidak mengangkat telponku." Jennie sudah berdiri di depan pintu saat Joey membukakannya.

"Maaf, aku sedang tidak ingin dihubungi. Ayo masuklah."

"Kau masih marah karena kejadian itu? Pertengkaranku dengan Egi di kantor." Jennie mengikuti Joey masuk ke dalam apartemennya.

"Sudahlah, aku tidak ingin mengingatnya." Joey berbicara tanpa menoleh pada Jennie. Dia memilih untuk duduk di sofa dan menyalakan TV.

"Baiklah. Kau sudah makan malam? Ayo makan!" ucap Jennie sambil menunjukkan makanan yang di bawanya.

"Aku sedang tidak ingin makan."

"Ayolah, biar aku suapi."

Joey tersenyum. "Oh, tolong jangan perlakukan aku seperti anak kecil."

"Kalau begitu makanlah, atau aku akan memaksamu makan." Dia meminta Joey makan dengan nada mengancam.

"Apa kau selalu segalak ini? Para pria akan kabur jika kau terus begitu." Joey bergurau.

"Tidak juga, tergantung keadaan."

Mereka tertawa bersama.

"Kau dengar gosip yang beredar di kantor tentang kita?"

"Gosip apa?" Tanya Joey.

"Gosip kita pacaran."

"Biarkan saja."

"Kau tidak terganggu dengan gosip itu?"

"Bagaimana denganmu? Apa kau terganggu? Bagaimana kalau kita jadikan gosip itu kenyataan?" Joey tersenyum dan menggoda Jennie.

"Hah?" Jennie terkejut lalu bertanya "Kau serius?" Senyum di bibir Jennie mengembang. Dia berharap apa yang dikatakan Joey serius.

Joey tidak menjawab tapi hanya tertawa.

Bel apartemennya berbunyi lagi. Joey bangkit dan membuka pintu. Dia melihat Egi berdiri di depan pintu mengenakan chiffon blouse putih dan midi skirt berwarna navy. Gelang yang diberikan Joey melingkar ditangannya. Dia terlihat sangat manis.

"Hai." Sapa Egi dengan ceria, seperti biasanya. Senyum manis menghiasi wajahnya.

"Hai." Balas Joey, dia belum mengedipkan mata. Egi memeluknya.

"Kau memang tuan malaikat!" Seru Egi riang.

"Ada apa? Joey tak melepaskan pelukan Egi.

"Kau yang melakukannya kan?"

"Apa?" Joey pura-pura tak mengerti.

"Sumbangan panti asuhan? Kau donatur itu? Donatur yang membantu panti asuhan melunasi hutang itu." Egi melepaskan pelukannya.

"Oh itu, bukan apa-apa. Bukankah menolong sesama merupakan kewajiban." Suara Joey lembut namun tegas. Itu membuat Egi makin tergila-gila.

Egi tak berhenti tersenyum. "Terima kasih."

"Ah sudahlah, tak usah berlebihan. Aku hanya ingin membantu. Bukankah tempat itu sangat berarti bagimu."

"Siapa Joey?" Jennie muncul dari dalam.

Senyum Egi pun sirna. Dia berniat mengajak Joey keluar, sebagai tanda terima kasih. Tapi dia mengurungkannya karena melihat Jennie disana. Pelangi yang ada di hatinya berubah jadi badai saat melihat Jennie ada di sana. Ingin rasanya dia menarik Jennie, memasukkannya ke dalam karung dan membuangnya ke lautan agar tidak pernah ditemukan.

"Oh, hai Egi. Ada urusan apa?" Tanya Jennie ramah lalu menggandeng tangan Joey.

Egi kesal tapi dia berusaha menyembunyikannya. "Hai. Tidak apa-apa. Aku hanya ada urusan sedikit dengan Joey." Dia mencoba menahan perasaannya agar tak menunjukkan rasa cemburunya. Dia tak mau Joey marah lagi kepadanya. Banyak pertanyaan muncul di benaknya. Apa yang dia lakukan disini? Apakah benar mereka pacaran?

"Ayo masuk dulu." Jennie menawarkan Egi masuk ke apartemen Joey.

"Tidak usah. Aku harus kembali ke panti asuhan."

"Panti asuhan? Apa kau bekerja disana sekarang? Jika mau, aku bisa carikan kau tempat kerja yang lebih bagus sehingga tak usah bekerja ditempat seperti itu."

"Tidak apa. Aku senang bekerja disana." Jawab Egi dengan singkat. Rasanya dia ingin muntah melihat kelakuan Jennie yang pura-pura manis dan mesra dengan Joey. Suatu saat aku akan menendangmu dari hidup Joey! Teriak Egi dalam benaknya.

"Dia tak bekerja disana karena uang, dia jadi sukarelawan untuk membantu disana. Jadi tak usah berlebihan." Joey menjelaskan pada Jennie.

"Benarkah? Itu hebat." Jennie menunjukkan senyum termanisnya.

"Sekali lagi terima kasih Joey." Egi melempar senyum terakhir pada Joey dan berlalu pergi. Di setiap langkahnya banyak sumpah serapah yang dilontarkannya pada Jennie.

Joey terus memandang Egi hingga masuk ke lift.

"Apa yang kau lakukan sehingga dia berterima kasih."

"Bukan apa-apa. Itu urusan pribadi."    

Karma Rasa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang