Atas permintaan Rendra, sikap Egi pada Joey makin berubah. Egi benar-benar menarik diri dari Joey. Walaupun itu sangat sulit baginya, mengingat bahwa anak yang dikandungnya adalah anak Joey. Egi tidak lagi menghubungi Joey. Tidak lagi menemuinya. Ini adalah hal tersulit yang pernah dia lakukan, karena cintanya pada Joey tidak pernah hilang. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima tawaran Rendra.
Braak..!
Suara itu membuyarkan lamunan Egi. Saat sedang berjalan di salah satu pusat perbelanjaan, dia tidak sengaja menabrak seorang ibu saat berpapasan. Beberapa barang belanjaan ibu itu terjatuh ke lantai. Egi langsung meminta maaf dan membantu ibu itu memunguti barang-barangnya. Egi meminta maaf dengan nada sopan dan lembut. Dia ingin mengganti kerugian ibu itu. Tetapi ibu itu menolak dengan ramah. Tanpa disadarinya Joey ada di tempat itu. Joey mengamati dari kejauhan kejadian itu. Egi melangkah pergi setelah menolong ibu itu. Dia menghilang di balik keramaian tanpa pernah tahu Joey ada disana.
"Hai!" Seorang wanita mengagetkannya.
Joey menoleh kepada wanita yang menepuk punggungnya.
"Joey, sedang apa disini?"
Joey mengarahkan pandangannya kembali ke arah tempat Egi tadi berdiri tapi wanita itu sudah tidak ada di sana. "Hanya menikmati hari minggu." jawabnya.
"Apa yang kau lihat?"
"Tidak ada," kembali menoleh Jennie
"Kebetulan sekali kita bertemu disini. Mungkin jodoh," rayu Jennie.
"Bukankah kita memang jodoh?" canda Joey.
"Benarkah?" Jennie senang.
"Jodoh dalam pekerjaan. Bukankah kau sekretarisku," sahut Joey dengan santai.
"Ish...menyebalkan!" Jennie kesal dan mengikuti Joey masuk ke salah satu coffee shop.
"Kenapa pergi sendiri?" tanya Jennie saat mereka telah memilih tempat duduk.
"Maunya sih ajak Bibi Suci tapi aku rasa dia takkan suka. Orang-orang akan mengira aku ini pecinta tante-tante," jawab Joey bergurau sehingga Jennie tertawa.
"Kau ini benar-benar menyebalkan!" balas Jennie seraya bangkit dan berjalan menuju toilet. Dia ingin merapikan dandanannya agar tampak menarik di mata Joey. Ketidaksengajaan bertemu dengan Joey disini adalah keberuntungannya, jadi dia tidak akan melewatkan ksempatan ini. Terlebih lagi saingannya, Egi sudah tidak ada lagi dalam hidup Joey.
Joey menunggu dengan memainkan handphonenya dan sesekali memandang ke sekitar. Orang berlalu lalang entah apa yang mereka cari. Pemandangan wajar di mall pada hari minggu. Tidak ada yang spesial pikirnya. Hingga matanya kembali tertuju pada seseorang. Wanita yang sama dengan yang dilihatnya tadi. Dia bersama seseorang. Dia bersama pria lain. Joey seolah menjadi kaku. Betapa terkejutnya dia. Egi bersama pria lain. Dan pria itu adalah sosok yang sangat dia kenal.
"Tidak mungkin!" Joey mengembalikan kesadarannya. "Aku pasti salah lihat. Itu tidak mungkin. Rendra dan Egi. Hahaha...itu tidak mungkin," tepisnya. "Itu bukan Rendra, pasti hanya mirip. Ayolah Joey itu hal konyol...benar-benar konyol. Dia berkencan dengan Rendra. Tapi itu tidak mungkin. Dia bukan tipe Rendra," Joey terus menampik. "Apa-apaan da itu. Dia marah padaku seolah aku melakukan dosa yang sangat besar. Tidak meneleponku, mengirim pesan ataupun menemuiku. Menghilang begitu saja. Datang dan pergi sesuka hatinya. Lima tahun dia selalu bilang mencintaiku dan hanya dalam waktu sekejap dia menggantikanku," Joey kesal. Entah kenapa dadanya terasa sesak, marah...kenapa dia marah.
"Kau baik-baik saja?" kedatangan Jennie kembali mengagetkan Joey.
"Kenapa kau selalu mengendap-endap dan membuatku kaget."
"Salah siapa, kau seperti orang gila. Bicara sendiri. Lihat orang disekitar memperhatikanmu."
Mendengar ucapan Jennie. Joey pun melihat kesekitar. Benar saja orang-orang melihatnya. Tidak berapa lama pelayan datang membawakan kopi dan kue pesanan mereka. Tetapi Joey masih memikirkan hal yang tadi dilihatnya. Entah kenapa pikirannya selalu dipenuhi oleh Egi. Tidak di rumah, di kantor bahkan dimana-mana. Dan setiap mengingat Egi yang melupakannya sangat membuatnya kesal.
"Kau dengar gosip baru?"
"Tidak tertarik."
"Ini tentang Rendra."
"Rendra?"
"Iya, kau tahu...dia sudah pacar!"
"Ukh..." Joey tersedak ketika meminum kopi yang dipesannya.
"Astaga, kau tidak apa?"
"Iya aku baik-baik saja. Darimana kau tahu tentang itu?"
"Gosip ini sudah beredar di kantor."
"Kau ini, benar-benar suka bergosip membicarakan orang tanpa tahu kebenarannya."
"Bukan begitu. Kau lihat saja tingkahnya akhir-akhir ini. Pulang kerja lebih awal, dan dia sering menelpon seseorang di kantor. Dia menelpon wanita," bisik Jennie. "Mesra sekali. Kau dimana? Kau sudah makan? Bagaimana keadaanmu? Dan masih banyak yang lainnya." Jelas Jennie menirukan Rendra.
Joey terdiam. Ada banyak hal yang mulai dia pikirkan. Mulai dari sikap Egi yang berubah, gosip Rendra punya pacar dan apa yang dia lihat tadi. Rendra bersama Egi. Dia mencoba mencari celah agar hal-hal tersebut tidak berhubungan. Itu harapannya. "Ah sudahlah. Dia pasti akan cerita, jika memang sudah punya pacar." Joey masih belum tenang. Dadanya terasa panas dan sakit. Apakah ini yang namanya cemburu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Karma Rasa Cinta
RomansaEgi, seorang gadis cantik yang egois bertahan mencintai Joey yang jelas tidak mencintainya. Benarkah dia tidak mencintainya? Ataukah dia hanya tidak menyadari cinta itu karena masih terikat akan masa lalunya? Ketika satu persatu kebenaran terungka...