Jesse mengundang William dan Rachel untuk makan malam dan BBQ bersama dalam rangka merayakan pertama kalinya Rachel punya pacar dalam hidupnya. Mereka tidak bisa menolak karena Jesse ngotot memaksa.
"Kapan kalian tidak sibuk? Jevano baru membelikan aku Villa yang langsung menghadap ke Pantai di Bali. Aku mau kita semua liburan kesana berempat." Tawar Jesse.
William tampak sangat antusias dengan tawaran tersebut dan berjanji akan mengosongkan jadwalnya. Sementara Rachel dan Jevano hanya terdiam. Suasana canggung melingkupi mereka berdua karena duduk bersebrangan di meja makan.
Mencoba bersikap biasa saat mendengar berita bahwa Rachel dan William menjadi sepasang kekasih, nyatanya Jevano merasa kesal sendiri saat melihat perhatian yang kerap kali ditunjukan William pada pacarnya. William dengan telaten, mengisi piring Rachel dengan daging yang telah matang. Ia kerap kali menggengam tangan Rachel dan menatapnya dengan binar-binar cinta. Vano sungguh tak nyaman dengan reaksi malu-malu Rachel atas segala perlakuan William. Saat gadis itu minum segelas susu dan meninggalkan jejak disudut bibirnya. William dengan sigap menghapus dengan menggunakan ibu jarinya membuat Vano merasa jengah dan panas.
"Chel bisa tolong ambilin wine di gudang makanan belakang, sekalian kecap ikan dan saus bulgogi untuk daging shortplate." Pinta Jesse, Rachel pun langsung mengiyakan.
"Nanti aku nyusul kesana bantuin kamu, mau ke toilet dulu sebentar." Ucap William yang diangguki oleh Rachel.
Sejak menikah dengan Jesse rumah peninggalan Orang tua Jesse yang tadinya sederhana direnovasi ulang oleh Jevano menjadi rumah minimalis yang mewah. Jevano membeli lahan kosong dibelakang rumah Jesse dan juga membeli rumah tetangganya disebelah untuk memperbesar bangunan ini.Gudang belakang ini dibangun terpisah dari bangunan utama. Saat Rachel tiba di gudang belakang, hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Petir dan kilat menyambar-nyambar. Suara gemuruh guntur membuat Rachel terpekik ia selalu takut petir dan guntur sedari kecil. Rachel mencoba tenang dengan memejamkan matanya. Namun sambaran petir diluar masih tidak juga berhenti, seketika listrik padam dan seluruh ruangan gelap gulita. Rachel lemas terduduk di lantai dan mulai menangis, ia tidak membawa handphone untuk bisa menghubungi Jesse atau William lagipula mereka juga pasti sedang panik akibat listrik padam dan hujan yang mendadak turun deras. Disini benar-benar gelap dan Rachel sendirian.
Saat hampir putus asa, Rachel mendengar suara pintu gudang dibuka. Seprtinya seseorang meletakkan payung di atas lantai dan ada suara langkah kaki yang mendekat. William itu pasti William yang berjanji untuk menyusulnya. Sontak Rachel memanggil dalam kegelapan.
"Willy.. Aku disini." Ucapnya sesenggukan.
Ketika sosok itu dirasa sudah mendekat Rachel langsung memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA
FanfictionGoresan trauma di masa silam. Tentang dia yang terluka, tentang dia yang jadi penyebab luka, tentang dia yang berusaha menyembuhkan luka dan tentang dia yang tak mengetahui ada luka. Warning 🔞⚠️ Harsh Words Mature Content