39. Your Lips On My Lips

5K 459 62
                                    

Rachel membuka matanya perlahan dan mengamati keadaan di sekelilingnya. Ini bukan kamarnya. Tapi rasa-rasanya ia mengenali ruangan ini. Ranjang yang super empuk ini beradu dengan punggung dan tubuh bagian belakangnya serta interior mewah yang indah namun familiar. Disekeliling ranjang terdapat empat pilar yang dihiasi tirai sutera. Ini adalah kamar Jevano, namun mengapa ia berada disini. Seketika dengan cepat ia meraba tubuhnya. Ia tak lagi mengenakan pakaian yang sama seperti sebelumnya, apa yang ia pakai? seperti piyama namun dengan size dua kali lipat lebih besar dari ukuran tubuhnya, begitu longgar bahkan celananya sangat kedodoran.

Siapa yang mengganti pakaiannya? Apakah Bi Mala? atau malah Jevano sendiri. Ia juga tak mengenakan pakaian dalam dibalik piyama tipis ini. Tentu saja karena ia membawa semua pakaiannya saat pindah dan meninggalkan rumah ini.

Kepalanya tidak pusing namun sedikit berat. Apa yang sebenarnya terjadi? samar-samar ia mengingat kejadian semalam, hal terakhir yang ia rasakan adalah bahwa ia merasa hampir mati karena tubuhnya seolah membeku.

Dering ponselnya berbunyi, ia mencari dimana sumber suara tersebut berasal yang ternyata berasal dari atas nakas disamping tempat tidur. Semua barang-barangnya ada diatas nakas, sepertinya semua dikeluarkan dari dalam tasnya yang entah dimana. Sebagian besar barang-barangnya masih terlihat basah namun ponselnya tampak baik-baik saja.

Rachel menjawab panggilan tersebut yang ternyata dari Mina. Baru sepatah kalimat halo yang ia ucapkan namun Mina sudah lebih dulu menangis tersedu-sedu.

Rachel berusaha menenangkan Mina. Akhirnya dengan susah payah Mina bisa mencoba untuk bicara. Sebelumnya ia meminta maaf atas musibah kebakaran yang terjadi. Ia juga sebenarnya tak ingin menceritakan hal ini ditengah musibah yang dialami Rachel namun ia bingung harus kepada siapa lagi ia bercerita.

Mina mengungkapkan bahwa sebenarnya beberapa minggu terakhir ini, ia merasa ada beberapa orang yang mengawasinya saat bekerja. Ia sungguh ketakutan apalagi setiap kali pulang malam melewati gang rumahnya yang cukup sepi. Ia tidak berani mengatakannya pada Rachel karena tak ingin membuatnya cemas. Karena itu ia meminta Haidan dan Martin untuk mengantarnya pulang setiap malam. Namun itu tak membantu sama sekali sampai akhirnya kemarin malam, mobil tua yang selalu dikendarai Haidan dan Martin untuk mengantar Mina pulang ditabrak lari oleh pengendara mobil box.

Kejadian malam itu bertepatan dengan peristiwa kebakaran yang menimpa Rachel. Mina awalanya tak ingin memberitahu kejadian ini. Haidan untungnya hanya mengalami luka ringan seperti memar dan luka-luka. Namun semalam setelah diagnosa mendalam ternyata Martin mengalami patah tulang multi fracture di bahu sampai lengan dan kaki kirinya sehingga harus dilakukan prosedur operasi.

Karena Martin tidak memiliki asuransi kesehatan, Mina yang cemas mencoba menanyakan kepada dokter di pagi hari ini, berapa kira-kira biaya yang diperlukan untuk prosedur tersebut. Dan dokter dengan gamblang menyebutkan kemungkinan akan menghabiskan uang sekitar lima puluh juta rupiah.

Berkali-kali Mina meminta maaf kepada Rachel karena meminta bantuannya padahal ia tahu beban yang ditanggung Rachel sudah cukup besar. Tapi Rachel sangat memahaminya. Haidan adalah sahabat terbaik Mina sementara Martin menyandang status sebagai kekasihnya. Mina pasti sangat bingung dan sedih sekarang ini. Usia mereka semua masih belia dan ketiganya bukan berasal dari kalangan orang berada. Situasi yang dihadapi mereka benar-benar sulit dan ini semua gara-gara Rachel. Peristiwa naas ini tidak bisa disebut kebetulan. Semua pasti ada dalang dibaliknya.

Ponsel tersebut ia matikan setelah berusaha meyakinkan Mina bahwa  semuanya akan baik-baik saja. Rachel berjanji akan membantu dan  mengupayakan yang terbaik untuk kesembuhan Martin. Baru saja ia hendak beristirahat namun ia mendapati puluhan pesan singkat di aplikasi whatsapp.

TRAUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang