Disaat yang bersamaan namun dengan zona waktu yang berbeda, terpisah puluhan ribu kilometer jaraknya. Saat ini William pun melakukan hal yang sama dengan Tania. Jika saat ini Rachel sedang berada dalam pelukan Jevano dan menghabiskan sesi intim bersama. Maka Tania dan William juga.
Setelah makan malam romantis dan puas menikmati pesta kembang api atas permintaan Tania. Sekarang akhirnya mereka sedang menyatu. Ini adalah malam pertama keduanya yang tertunda karena jadwal menstruasi Tania yang mendadak berubah.
🔞⚠️21++
London 01.43 pm
"You are.. virgin?" William terperangah hampir tidak percaya.
"Meski tinggal di luar negeri, aku bertekad menjaga ini buat Kamu." Jawab Tania bangga.
"Ah.. t-thanks." Ucap William terbata kaku.
"Ingat waktu aku lulus SMA, Aku minta Kamu datang kerumah karena sakit perut yang parah?" Tanya Tania.
"Aku lupa.. tapi sepertinya emang pernah." Jawab William jujur.
"Aku bohong waktu itu. Aku nyuruh semua orang pergi supaya terkesan sendirian. Kamu kan mahasiswa kedokteran pasti bisa nolongin. Dan benar aja kamu datang. Aku berupaya memperlihatkan semuanya, dada, paha dan bahkan cuma pake baju tipis tanpa bra. Berharap kamu terpancing ngajakin tidur bareng. Aku waktu itu udah siap ngelepas keperawanan buat kamu sebelum kuliah di luar negeri." Pengakuan Tania ini membuat William kaget.
"Kamu.. sejauh itu?"
"Aku depresi karena kamu ga pernah lirik Aku. You always treat me like a little sister. Waktu itu kamu santai banget meriksa dada aku pake stetoskop dan cek tekanan darah seolah ga nafsuan. Aku yang mati-matian berusaha godain kamu bahkan pamer badan terus-terusan. Tapi Kamu dingin banget." Keluh Tania.
"Maaf."
"It's okay. Now i am yours. Kamu juga udah jadi suami Aku. My dream already come true."
"Makasih juga karena Kamu mau menerima keadaan keluargaku." Balas William.
"Keluarga kita. Karena kita sudah jadi satu." balas gadis cantik itu.
"Now you can move babe.. Udah ga terlalu sakit lagi. i'm okay." Bisik Tania sambil mengalungkan lengannya pada leher William dan menciumnya dengan agresif sambil menggerakkan pinggulnya dibawah sana dengan lambat namun sensual.
Kemaluan William yang sudah tertanam didalam Tania akhirnya bergerak. Dengan hati-hati ia bergerak memaju mundurkan miliknya agar tak menyakiti Tania, ini adalah seks pertama gadis itu. William tidak ingin menyakitinya. Lebih tepatnya William tidak mungkin menyakiti siapapun itu.
Dengan agresif Tania mencium bibir William dan menuntut balasan serupa, mereka saling melumat dan bertukar saliva.
Tangan besar William ia arahkan agar menyentuh dadanya. Mengisyaratkan bahwa ia ingin William meremas seluruh bagian sensitifnya. Dan William menurutinya. Wanita itu juga menciumi leher dan dan seputaran dada William.
Remasan William di dada serta Penisnya yang tak henti bergerak seolah menggali lubang Tania membuat wanita itu mengerang berkali-kali.
"Ooh.. kenapa nikmat gini ya. Apa karena kamu ahli or just because i love u? Hhh.. Kenapa ga dari dulu kita lakuin nnhhhh." Tania meracau sambil mendesah. Tubuhya tak berhenti diam ikut bergoyang seirama gerakan William namun dengan arah yang sebaliknya.
Cinta... ya..? William memejamkan matanya.
She'd take the world off my shoulders
If it was ever hard to move
She'd turn the rain to a rainbow
When I was living in the blue
Why then, if she is so perfect
Do I still wish that it was you?
Perfect don't mean that it's working
So what can I do?
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA
FanfictionGoresan trauma di masa silam. Tentang dia yang terluka, tentang dia yang jadi penyebab luka, tentang dia yang berusaha menyembuhkan luka dan tentang dia yang tak mengetahui ada luka. Warning 🔞⚠️ Harsh Words Mature Content