Diantara banyaknya manusia yang ada di night club malam ini ada sosok Nayuta Yudhistira. Namun tidak seperti kebanyakan pengunjung lain yang menikmati hingar bingar club dengan turun ke dance floor, Nayuta lebih memilih duduk sendirian di kursi bar menikmati alkohol yang dipesannya."Boleh gabung?" Tanya sosok familiar yang dikenal Nayuta.
Dia adalah Pak Panca. Tangan kanan Jevano Christandito. Kemampuanya tidak diragukan lagi, dia bahkan memegang posisi penting salah satu direktur tapi herannya dia lebih banyak bertugas di lapangan. Mengurus segala kepentingan yang bersifat "privacy".
Tanpa menunggu jawaban, Pak Panca duduk disamping Nayuta.
"Kenapa harus berlebihan seperti ini. Tidak harus mengundurkan diri. Jika kamu tidak nyaman bertemu Jevano, kita bisa mengurus soal pindah tugas di kota lain. Perusahaan saat menghargai kemampuanmu." Ucap Pak Panca.
"Om gak akan ngerti. Gimana rasanya jadi Aku." Sinis Nayuta.
"Om mungkin orang yang paling ngerti."
Ucap Pak Panca sambil meneguk minumannya.
"........."
"Om lahir dari keluarga miskin. Cuma pengawal pribadi Ny.Irina. Ayahnya Irina menugaskan buat menjaganya. Dimana ada Ny.Irina disitu ada ya ada Om. Tidak sulit untuk jatuh cinta karena terbiasa bersama. Sayangnya Om ini jatuh cinta sepihak. Tapi gimanapun harus sadar diri. Bersaing dengan Tuan Shawn, pemuda paling tampan di masa itu. Berdarah keturunan asing. Dia tinggi dan rupawan. Keluarganya juga tidak kalah terpandang. Ibunya diplomat beberapa kali menjabat duta besar dan ayahnya pengusaha hebat. Irina jatuh cinta pada pandangan pertama. Bahkan setelah mereka menikah bertahun-tahun dan Irina dikhianati, Irina tidak akan meninggalkan l Shawn. Cinta membuat orang buta, cinta membuat orang bodoh, cinta membuat orang menjadi keras kepala. Kamu tidak akan bisa menasehati orang yang jatuh cinta. Itu pekerjaan yang sia-sia. Om menikahi orang lain dan hidup normal. Tuhan memang tidak ngasih keturunan tapi ya Om legowo,ga ngeluh. Sekarang alasan Om bertahan pada keluarga Christandito adalah Jevano. Dia sudah Om anggap seperti anak sendiri, Om sebisanya memperhatikan dia, melindungi dia. Terutama kasih sayang yang tidak dia dapatkan dari ayah kandungnya. Jika nak Yuta berpikir hidupnya mudah itu salah." Ucap Pak Panca
"Sekarang Perasaan Om buat Ny.Irina sudah berubah. Rasa ingin memiliki itu sudah tidak ada sedikitpun. Waktu akan mendewasakan kita semua termasuk Nak Yuta. Lagipula Jesse sudah tenang di alam sana." Tambahnya panjang lebar.
"Bukan hanya tentang Jesse." Yuta menjambak rambutnya dan meraup wajahnya dengan kasar.
"Aku hampir memperkosa isteri Jevano. Isteri sahabatku sendiri." Pengakuan Nayuta tidak membuat Pak Panca terkejut karena ia sudah mengetahui semuanya dari Jevano.
"Kamu kan tidak bermaksud-
"Itu yang aku bilang. Tapi nyatanya Aku sendiri yang paling tahu bahwa aku bener-bener hampir ngelakuin hal bejat itu. Isteri Jevano benar-benar argh!! Iblis didalam kepalaku sudah bilang ayo, do it! Perkara lain urusan nanti. And i swear, tadinya Aku sudah berniat mau ngelakuin itu!" Nayuta menjambak rambutnya tak sanggup mengingat kelakuannya sendiri.
"What stopping you?" Pak Panca agak kaget mendengar versi berbeda dan lebih jujur versi Nayuta.
"Ada banyak suara-suara pro kontra menggema dalam kepalaku mereka silih berganti bilang ayo, jangan, lakukan saja, no, pergi, tiduri dia. Semua silih berganti berlawanan. Tapi yang paling kuat terdengar seperti suara Jesse. Dia bilang Jangan sakiti. Jangan lakukan. Aku terkejut dan berhenti. Tapi bagaimanapun aku sudah melecehkannya. Aku merobek pakaiannya dan melihat tubuhnya yang hanya mengenakan pakaian dalam. Wajar jika Jevano menghajarku habis-habisan. Aku bajingan."
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA
FanfictionGoresan trauma di masa silam. Tentang dia yang terluka, tentang dia yang jadi penyebab luka, tentang dia yang berusaha menyembuhkan luka dan tentang dia yang tak mengetahui ada luka. Warning 🔞⚠️ Harsh Words Mature Content