Rachel melangkahkan kaki masuk ke lobby DS.Group yang terletak di DS Tower. Satu diantara gedung pencakar langit lainnya. Ia masih ingat beberapa bulan yang lalu ia ditolak untuk masuk kedalam gedung ini. Namun kali ini pemiliknya langsung menghubungi ia agar datang kemari, ia disambut dan dikawal sampai menuju lantai tertinggi di gedung ini.
Omong-omong sudah 1bulan ini Rachel sudah tidak tinggal lagi di rumah Jevano, meskipun terkadang ia masih mengunjungi Jason. Nyonya Irina tentu saja sedikit kecewa dan agak menentang keputusan Rachel namun dia tak bisa memaksakan kehendaknya agar Rachel tetap tinggal dirumahnya. Sejak kejadian Jevano yang tiba-tiba memeluknya, mereka berdua kembali menjadi canggung. Rasanya sedikit tidak nyaman dan awkward saat Rachel berdekatan dengannya.
Lagipula Cafe yang ia bangun sudah selesai, Rachel menyulap lantai teratasnya sebagai tempat tinggal sehingga ia tidak perlu bolak-balik lagi. Meskipun itu menghabiskan seluruh uang tabungannya. Terima kasih pula kepada mantan karyawannya yaitu Mina, Martin dan Haidan yang terdahulu. Mereka semua masih setia menunggu dan langsung siap bekerja kembali seperti biasanya.
Lalu semalam tidak ada angin dan hujan saat selesai beres-beres hendak menutup cafe tiba-tiba ia dikagetkan dengan seseorang yang menelponnya. Ia mengaku sebagai sekretaris dari Harris D.Santoso Chairman si pemilik D.S Group yang berarti adalah Ayah kandung William.
Sebelum melewati ruangan Chairman, Rachel melewati satu ruangan yang di depan pintunya terukir papan nama bertulis CEO William D.Santoso. Niat hanya melewati terhenti saat sosok yang paling tidak ingin ditemuinya keluar dari ruangan tersebut. William tampak memberi kode pada sekretaris untuk pergi namun si sekretaris menolak.
"Tuan Harris ingin saya mengantar nona Rachel menemuinya langsung." Ucap Sekretaris kepada William.
"Aku ikut" Ucapnya.
"Tuan muda malah akan mempersulit segalanya." Ucap sekretaris wanita yang sepertinya beberapa tahun lebih tua dari William itu. Sementara Rachel terlihat enggan menatap William. Saat ini perasaan yang dirasakan keduanya sama, mereka sama-sama terluka.
William akhirnya mengalah dan membiarkan mereka berjalan. Namun sekretaris itu tiba-tiba berbalik dan menghadap William.
"Saya akan menganggap kalian berdua tidak bertemu disini." Ucapnya.
"Terima kasih." Ucap William singkat.
Melewati ruangan William ia masuk kedalam ruangan yang agak terpisah dari ruangan lain. Dengan pintu yang lebih megah dibanding pintu ruangan Wlliam. Begitu masuk kedalam ruangan tersebut ternyata tanpak sangat luas dan mewah. Ada ruang tamu, meja rapat dan bahkan mini bar didalam sana. Setelah memainkan ponselnya, Sekretaris langsung mempersilahkan Rachel duduk. Tak lama kemudian sosok yang dikenal Rachel sebagai Ayah William bergabung disana dan duduk diseberang Rachel. Selama ini Rachel hanya melihatnya di media cetak dan elektronik sebagai salah satu pengusaha ternama di Indonesia. Yang Rachel baca, Kakek William berasal dari Beijing kemudian sekeluarga menjadi WNA dan memulai bisnisnya dari Nol di Indonesia sampai sukses seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA
Fiksi PenggemarGoresan trauma di masa silam. Tentang dia yang terluka, tentang dia yang jadi penyebab luka, tentang dia yang berusaha menyembuhkan luka dan tentang dia yang tak mengetahui ada luka. Warning 🔞⚠️ Harsh Words Mature Content