20. Dua Garis Merah

3.8K 335 110
                                    

Rachel sudah boleh dipulangkan kerumah dan seperti biasa ia menolak keras untuk dibawa ke psikiater. Untuk sementara Jesse ngotot ingin merawat Rachel dirumah yang berarti Jevano harus memutar otak untuk menghindari Rachel. Karena itu dua hari ini, ia memutuskan untuk lembur di kantor.

Namun malam hari ini tak seperti biasanya Jesse meminta Jevano untuk pulang cepat dan makan malam bersama.

Jevano menyadari bahwa Rachel enggan meliriknya sama sekali. Ia pasti masihlah teringat kejadian itu. Apalagi Jesse yang memaksanya tinggal dirumah beberapa hari tentulah membebaninya.

"Aku ngajakin kalian makan malam hari ini untuk merayakan sesuatu." Ucap Jesse berseri-seri.

Rachel masih diam sementara Jevano tampak bingung "Apa ada yang ulang tahun hari ini?" Tanyanya.

Dengan cepat Jesse menggeleng dan membawa satu kotak kecil yang ia serahkan kepangkuan Vano.

Vano membuka kotak tersebut dan mengangkat isinya. Ia tak bisa berkata-kata saat melihatnya.

"Sa-sayang? Kamu Ha-Hamil?" Ucap Jevano terbata-bata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sa-sayang? Kamu Ha-Hamil?" Ucap Jevano terbata-bata. Sementara Jesse mengiyakan dengan penuh semangat.

"Liat lagi isinya." Jesse mengisyaratkan ada benda lain di kotak kecil itu ternyata foto hasil USG janin didalam rahim Jesse.

" Jesse mengisyaratkan ada benda lain di kotak kecil itu ternyata foto hasil USG janin didalam rahim Jesse

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini.. Ini calon bayi kita?" Ucap Jevano takjub, sesuatu yang hangat mengalir memenuhi dirinya saat melihat foto itu.

"Kata dokter, usianya baru 2 Minggu. Masih sangat perlu dijaga dengan hati-hati." Ucap Jesse lagi.

Tanpa sadar Jevano langsung membawa tubuh Jesse kedalam pelukannya.

"Sayang. Terima kasih. Ini hadiah paling indah. Aku akan belajar jadi ayah yang baik. Aku mau jadi suami yang baik buat kamu kedepannya. Buat anak kita nanti." Ucap Jevano emosional. Ia merasa kebahagiaan ini tak bisa digambarkan dengan kata-kata.

Rachel yang menyaksikan semua itu hanya bisa menahan nyeri. Tidak, ia bukannya tidak mau melihat kakaknya bahagia. Tapi kenapa? Kenapa harus bersama laki-laki bajingan itu? Seketika dirinya merasa mual melihat kebahagiaan Jevano. Namun lagi-lagi rasa sayangnya kepada Jesse membuat ia rela menahan semuanya.

TRAUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang