TRAUMA

40. You deserve better

Hari ini juga Pak Panca ditugaskan untuk membayar ganti rugi pada Ibu Linda tetangga Rachel yang ikut menjadi korban kebakaran, Pak Panca bahkan mengurus surat perjanjian hitam di atas putih untuk jaga-jaga agar kelak pihak mereka tidak bisa memanfaatkan Rachel karena mereka sudah menyelesaikan segala tanggung jawab.

Sedangkan Jevano menemani Rachel mengurus administrasi rumah sakit untuk perawatan Martin. Bahkan pria itu bersikeras untuk memindahkan Martin ke kamar kelas VVIP. Tentu saja awalnya mereka semua menolak, namun Jevano mengatakan bahwa siapapun yang berjasa pada Rachel layak mendapatkan perlakuan khusus.

Haidan juga kaget menerima banyak makanan mewah, vitamin mahal dan buah-buahan untuk membantu proses penyembuhannya bahkan ia menerima berbagai snack import yang dijual sangat mahal di Indonesia. Lewat video call Pemuda itu bahkan dengan bangga memperlihatkan isi kulkas dan lemari meja makannya yang masih tetap penuh makanan meski ia sudah membagikan sebagian kepada tetangga kostnya.

Mina, Haidan dan Martin bahkan diminta untuk memberikan data kepada Pak Panca untuk didaftarkan di  J&J Foundation. Yaitu yayasan yang didirikan Jevano namun masih dibawah naungan J&J Group  yang menyediakan beasiswa bagi atlet berbakat, pelajar dan mahasiswa. Sehingga biaya kuliah mereka terjamin hingga lulus strata 1. Bahkan jika mereka ingin melanjutkan ke strata 2,  J&J Foundation siap memfasilitasi. Untuk pekerjaan mereka tidak perlu pusing karena biasanya penerima beasiswa dari J&J foundation langsung disalurkan di berbagai perusahaan yang dinaungi J&J Group.

"Huh? Ini bukannya kayak kisah Cinderella?" Ucap Mina pada Rachel saat membeli makanan di kantin Rumah Sakit.

"Tapi gue udah bisa nebak sih." Ucap Mina sambil menyendok es krim vanilla favoritnya.

"Maksudnya?"

"Dulu kan Kak Vano sering nemenin Kak Jesse ke Cafe tapi ga tau kenapa gue sering mergokin Kak Vano sering curi-curi pandang ke arah Kak Rachel." Ucapnya tanpa sadar.

Hingga akhirnya ia melihat ekspresi muram Rachel, Mina tau ia telah salah berbicara.

Mina menggenggam tangan Rachel.

"Kak. Jangan mikir macem-macem dulu. Mungkin saat itu Kak Vano cuma peduli. Kita semua tahu sekalipun Kak Vano ga pernah main perempuan di belakang mendiang Ka  Jesse. Sebelum meninggal Kak Jesse juga pernah bilang kan kalo dia bahagia dan ga nyesel jadi isterinya Kak Vano. Anggap aja emang Kak Vano perhatian sama kakak, tapi dia ga pernah melanggar batas kan? Sekarang kalau muncul cinta atau sayang, itu sah-sah aja kan? Dia duda dan kakak single. Ga ada yang ngelarang baik hukum adat, agama ataupun hukum masyarakat. Mungkin bukan kebetulan bahwa di masa lalu dia pernah jadi Kakak Ipar dan Tuhan ternyata punya rencana lain." Ucap Mina panjang lebar berusaha meyakinkan Rachel.

"This is actually the worst thing" Gumam Rachel.

"No. It's not. Kak Rachel berhak bahagia. Apalagi sejak kak William ghosting lama ga ada kabar trus tiba-tiba mau tunangan dan nikah. Itu yang paling worst kata gue sih. Dan gue yakin Kak Vano adalah orang yang tepat, bisa menjaga dan membahagiakan wanitanya." Tambahnya.

"I'm not sure Mina."

"Time will prove. Coba Kakak pikir. Apa sih yang tidak dimiliki Kak Vano. He has everything. Dia muda, tampan dan kaya. Dia bisa milih wanita manapun buat jadi isterinya. Bukannya kita tau di TV bahwa ada Penyanyi Glinda dan Supermodel Helena yang nyebutin Kak Vano sebagai tipe idealnya dan bahkan blak-blakan bilang naksir. Tapi apa pernah Kak Vano datang ke birthday Partynya Glinda meski dia terang-terangan dapet special invitation. Trus Helena juga pernah kan minta dia buat jadi pendamping pas diundang di Paris Fashion Week. Semuanya diabaikan. Itu dari kalangan artis, belum dari kalangan puteri-puteri sesama konglomerat. Ada juga kan anak politisi yang ngedeketin Tante Irina minta dikenalin ke Kak Vano. Jadi kalo Kak Vano minta kakak buat jadi isterinya. It's amazing. Bukan minta jadi pacar loh ya, tapi serius buat dinikahin." Mina dengan berapi-api menyatakan dukungan penuhnya pada Jevano.