18. Dance with Me

3.3K 334 31
                                    

Seperti biasa pukul Empat Pagi Jevano selalu terbangun dengan perasaan was-was dan risau. Jika ini terjadi yang dia lakukan adalah turun ke bawah menuju dapur untuk mengambil segelas minum atau menenangkan diri sambil menyesap asap rokok.

Dan seperti yang sudah-sudah. Jevano keluar dari kamar dengan perlahan, takut mengganggu tidur nyenyak Jesse. Vano segera menuruni anak tangga dengan dengan langkah gontai.

Setelah dirasa cukup melepaskan dahaganya dengan sebotol air mineral dingin, ia bersiap kembali ke kamarnya. Namun saat melewati kamar tidur Rachel ada sesuatu yang menahan kakinya. Entahlah mungkin bisikan setan.

Dengan mengendap Jevano memasuki kamar tidur Rachel, melihat sang rupawan tertidur dengan pulasnya, tenang dan damai.

Apa yang mau dia lakukan di kamar yang bukan kekasihnya, bukan pula isterinya. Tangan Jevano menyentuh kulit pipi Rachel yang sehalus sutera.

"I wanna kiss you so bad, i wanna touch you so bad" Ucapnya setengah berbisik, tentu saja Rachel tidak bisa mendengarnya.

Jevano mengusap bibir Rachel perlahan dan menciumnya pelan sekali, sangat hati-hati agar tak membangunkannya.

Bagaimana bisa gadis ini membuat Vano setengah gila memikirkannya, merindukannya.

Terakhir dikecupnya lembut kening gadis itu sebelum meninggalkan kamar Rachel. Jevano takut dia tidak bisa menahan diri dan berbuat yang tidak-tidak.

••••

Dua bulan berlalu, Mereka akhirnya liburan bersama atas permintaan ngotot Jesse. Sesuai keinginan Jesse mereka semua berlibur ke Bali. Namun Villa miilik Jesse justru tidak dapat mereka tempati karena sedang direnovasi akhirnya mereka memilih menginap di cottage dekat pantai.

Sesampainya di lokasi Jevano tampak ingin protes kepada sang istri, kenapa mereka harus menyewa cottage yang kamarnya terpisah, meskipun bersebelahan dan tersambung langsung melalui ruang makan dan dapur, namun kamar mereka berjauhan dari dua kamar lainnya. Kamar utama ditempati Jesse dan Vano sedangkan Rachel dan William menempati kamar di bangunan satunya. Kamar mereka pun bersebelahan.

"Apa tidak bahaya melepas mereka berduaan di sebelah?" Pancing Jevano kepada Jesse saat membereskan barang-barang bawaan mereka.

"Mereka udah dewasa Mas." Balas Jesse lagi.

"Ya tapi kalo mereka ngapa-ngapain berdua?" Tanya Vano lagi tak habis pikir.

"Tenang, William anak baik kok. Lagian kalo mereka mau sama mau tinggal kita nikahin kan beres." Ucap Jesse tertawa kecil tanpa menyadari ekspresi kusut Jevano.

Hari pertama mereka berisitirahat lalu kemudian di hari kedua Mereka berempat menikmati indahnya Bali dengan santai, semua permainan air dicoba mulai dari bermain banana boat bersama, jet ski sampai naik kapal menyusuri pantai dan pulau-pulau kecil. Rachel pun turut bahagia menikmati liburan ini apalagi bersama dengan William.

Makan malam mereka selalu dimasak oleh Rachel. Karena memasak adalah hobinya. Rachel sama sekali tak keberatan apalagi ketiga orang disana terlihat menyukai masakan apapun yang Rachel buat.

Pada hari ketiga mereka berbelanja mulai dari pasar tradisonal sukawati sampai ke Mall Mewah mereka datangi. Jesse yang hobi berbelanja seolah tak kenal lelah berkeliling sementara Rachel memilih menikmati dan mencicipi kuliner yang unik, siapa tau ia bisa meracik menu baru untuk cafenya nanti.

Saat malam hari Rachel free dari kegiatan memasak karena mereka memilih menikmati aneka hidangan laut mulai dari lobster, ikan dan cumi bakar dengan alunan live music dari sea bar tak jauh dari tempat mereka menginap. Vano dan Jesse tampak berdansa berpasangan dengan lagu romantis. William mengajak Rachel ikut berdansa namun Rachel menolak karena tak terlalu pandai dan hanya mengerti dasar-dasarnya saja. Namun William tak lelah membujuk sampai akhirnya Rachel luluh dan bergabung bersama Vano di lantai Dansa.

TRAUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang