46. Alasan

5.6K 414 70
                                    

🔞⚠️
suka lupa bikin warning usia

Jevano dan Rachel pada awalnya berencana untuk menghadiri pembukaan galeri seni dari seniman ternama asal luar negeri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jevano dan Rachel pada awalnya berencana untuk menghadiri pembukaan galeri seni dari seniman ternama asal luar negeri. Itu rencana awalnya.

Namun kemolekan tubuh isterinya membuat Jevano mengurungkan niatnya pergi dan memutuskan untuk mengurung Rachel dikamar menemaninya. Saat ini sang isteri sedang duduk di pangkuannya pasrah saat bibir berwarna merah muda itu disesap diambil manisnya.

Setelah beberapa lama. Jevano akhirnya melepaskan bibirnya dari bibir Rachel. Dibiarkan sang istri meraup oksigen sebanyak-banyaknya.

Dengan tetap dipangkuannya, ia berdiri tiba-tiba hingga Rachel melingkarkan lengannya dileher. Takut jatuh saat ternyata Vano hanya menggendongnya untuk kemudian dihempaskan pelan diatas kasur empuk berukuran kingsize dikamar mereka.

Disisi lain, jemarinya yang tadi mengelus betis, bokong dan meremas gunung kembar Rachel kini berbalik mengerjai vagina Rachel. Dibuka bibir vagina itu hingga klitorisnya yg benar-benar memerah terlihat secara jelas. Vano lalu menundukkan tubuhnya, ia mengendus dengan hidung aroma vagina yg begitu memabukkan ini.

"No.. " Rachel menolak dan langsung otomatis menutup rapat kakinya mencegah apa yang mau dilakukan suaminya.

"Kenapa?" Tanya Vano takut berbuat salah.

"Jangan dicium bagian itu. kotor." Ucap Rachel polos. Membuat Vano mencium lagi bibirnya sekilas karena gemas.

"It's okay Rachel. Believe Me. You'll love it. Rasanya luar biasa enak. Trust Me." Jawab Vano sambil kembali melebarkan kaki Rachel.

Jari jemari panjangnya menyibak lapisan labia mayora dan minora sang isteri, berusaha untuk memberikan kenyamanan sebelum akhirnya bermain pada pintu liang senggama.

"Be ready, Baby. Open your legs widely."
️️ ️️
Bagaikan suatu perintah, Rachel membuka kakinya lebih lebar dari sebelumnya. Gaun yang semula hampir menutup tungkai jenjangnya, kini sudah terangkat hingga pinggulnya.

Seharusnya telanjang saja sih.
Jadi Vano tidak perlu repot-repot menyingkap gaunnya. Walaupun ia bisa saja merobeknya tapi ia harus menahan diri untuk tak bermain kasar. Untuk sekarang Rachel harus dimanjakan dengan penuh kelembutan.

Wajahnya kembali ia hadapkan tepat didepan lubang surga sang isteri. Lidahnya lalu terjulur, menjilat ujung klitoris Rachel perlahan.

Wanita itu menggeliat. Pantatnya bergerak gelisah mengikuti gerakan lidah basah dan dingin Vano yang tengah bergerilya dengan lembut diatas klitorisnya. Sungguh, ini sangat nikmat. Rachel tak pernah merasakan ini sebelumnya.

Sementara lidah basahnya bekerja di celah vagina sang isteri ,Vano mengarahkan kaki Rachel dan kini terangkat melingkar di leher Vano.

"Vano. Wa-it." Rachel sedikit kewalahan.

TRAUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang