⚠️🔞21++
Puas memandangi sunset, Jevano dan Rachel melanjutkan perjalanan menuju cottage baru Jevano. Kali ini mereka hanya berdua saja tanpa didampingi supir atau Pak Panca seperti biasanya. Jevano yang menyetir sementara Rachel duduk manis di kursi penumpang disampingnya.
"Apa masih jauh?" Tanya Rachel.
"Sekitar 1 km lagi." Ujar Jevano masih berkonsentrasi menyetir.
"Bulannya cantik banget. Ini purnama penuh." Ujar Rachel mengagumi dari jendela mobil mereka.
Sekitar 30 menit berlalu, Jevano menghentikan laju kendaraannya.
"Kita udah sampe. Mobil cuma bisa sampai sini" Ucap Vano bersemangat.
"Dimana Cottagenya?" Rachel bingung menoleh kekanan hanya ada pasir dan hutan pulau sedangkan disebelah kiri adalah laut.
"Liat didepan ada jembatan kayu. Nah diujung jembatan kayu itu cottage buat kita tinggal selama 3 hari." Ucap Vano.
"For real?? Cottagenya diatas laut? Kayak penginapan terapung?" Rachel berucap dengan antusias. Matanya berbinar saat Vano menganggukan kepala membenarkan.
"Wah.. Ayo.." Ucapnya yang hendak turun langsung dari mobil. Namun Jevano menahan tangannya.
"Jangan buru-buru. Kita masih punya waktu 3 hari disini. Kata kamu kan bulannya cantik." Ucap Vano.
"Lah terus?"
Jevano memundurkan kursinya sampai mentok. Kemudian menepuk pahanya mengisyaratkan Rachel pindah untuk duduk dipangkuannya.
"Sini.. Kita nikmati pemandangan bulan yang cantik." Ucap Vano menyambut tubuh Rachel yang bersiap untuk pindah diatasnya.
"Katanya mau liat bulan. kok gitu." Rachel yang merasa sedari tadi ditatap Vano merasa salah tingkah.
"Malam ini ada yg lebih cantik dari bulan."
"Siapa?" Tanya Rachel. Seolah menduga bahwa jawaban Jevano pasti dirinya yang lebih cantik.
"Lautnya cantik." Ucap Vano bermain-main. Ingin melihat ekspresi Rachel yg sedikit merajuk karena kesal. Bagi Vano itu lucu.
"Of course Mrs.Jevano is the most beautiful." Bisiknya tak lama. Membuat Rachel bukan hanya senang namun juga merasa malu-malu.
Itu benar dan jujur karena yang ada di benak Jevano saat ini adalah dia seringkali bosan memandangi bulan namun ia tidak pernah bosan memandangi isterinya. Jadi kesimpulannya Rachel lebih cantik dari rembulan.
"Kamu mau punya anak dari Aku?" Tanya Vano tiba-tiba. Membuat Rachel bingung karena belum terpikir kearah sana.
"Tubuhmu milikmu. Aku menghargai keputusan kamu." Lanjut Vano lagi.
"Memangnya kamu mau punya anak lagi?" Seperti biasa Rachel selalu balik bertanya.
"Mau.. dikasih 11 juga aku mau." Vano terkekeh membayangkan anaknya bisa membentuk klub sepak bola sendiri dengan jumlah sebanyak itu.
Rachel mencubit pinggang Jevano yg usil. "11 terlalu banyak. Mungkin kita bisa punya anak 1 atau 2 untuk adik Jason." jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA
FanfictionGoresan trauma di masa silam. Tentang dia yang terluka, tentang dia yang jadi penyebab luka, tentang dia yang berusaha menyembuhkan luka dan tentang dia yang tak mengetahui ada luka. Warning 🔞⚠️ Harsh Words Mature Content