"Kakak cantik sekali." Puji Rachel kepada Jesselyn.
"Kamu juga cantik." Balasnya.
Mereka akan bersiap-siap makan malam bersama calon suami Jesse dan keluarganya.
Rachel tahu calon suami Jesse adalah orang yang kaya raya. Tapi dia tak menyangka mereka sekaya ini. Restoran mewah ini dibooking satu lantai hanya untuk makan malam mereka berempat. Sungguh berlebihan kalau di mata Rachel. Kedua calon mertua Rachel pun tampak sangat berkelas. Tutur kata berwibawa dari Tuan dan Nyonya Christandito menandakan bahwa mereka bukan orang sembarang. Tidak hanya bergelimang harta tapi juga elegan dan terpelajar. Maka calon suami Jesselyn pastinya tak akan jauh berbeda sesuai yang selama ini selalu dituturkan lewat cerita kakaknya dengan senyum sumringah dan mata yang berbinar-binar. Mereka tinggal terpisah, Orang tua Vano menetap di Amerika setelah mempercayakan perusahaan kepada Vano. Mereka kembali hanya untuk pernikahan Vano dan Jesse.
"Vano tadi sedang lembur, jadi dia akan sedikit terlambat." ucap calon Ibu Mertua Jesse. Sungguh ramah, cantik dan baik hati. Mereka tak sekalipun memandang rendah Jesse dan Rachel yang nyatanya dari keluaraga biasa saja.
"Kalau nak Rachel bertanya kenapa kami langsung menyetujui hubungan Vano dan Jesse. Alasannya adalah kebahagiaan Putera tunggal kami adalah yang terpenting." Ucap Nyonya itu lagi yang langsung diangguki setuju oleh suaminya.
Ah ya seperti yang selalu diceritakan Jesse kepada Rachel. Vano memang tadinya adalah sosok yang dingin dan sulit didekati. Orang tuanya sempat khwatir jika Vano memutuskan untuk melajang selamanya, maka keluarga mereka tak bisa punya penerus. Tapi usaha lucu dan konyol Jesse lambat laut mencairkan kebekuan dalam diri Pria itu. Akhirnya Pria itu bisa membuka hati dan menerima kasih sayang yang Jesse berikan. Benar-benar seperti kisah cinta dalam novel.
"Ah dia sudah tiba." ucap Jesse berseri-seri.
"Maaf aku terlambat." Ucap suara berat seorang laki-laki yang membuat bulu kuduk Rachel berdiri.
"Tak apa, ayo kenalan sama adik kesayanganku." Ucap Jesse lagi.
Dengan penuh keberanian Rachel berdiri dari kursi dan membalikkan tubuh untuk melihatnya. Bagaikan disambar petir Rachel terkejut bukan main saat melihat tunangan kakaknya yang sebentar lagi akan menjadi suaminya dan otomatis menjadi keluarga baru Rachel.
Lelaki itupun tak kalah terkejut melihat Rachel, namun ia lebih piawai dan dengan cepat menyembunyikan rona mukanya.
Jangan kemari. Tolong Jangan mendekat!! raung Rachel di dalam hati.
Namun Pria itu malah semakin mendekat dan mengulurkan tangannya kepada Rachel.
"Namaku Jevano Christandito. Senang bertemu denganmu."
Praannggg! Rachel tak sengaja menyenggol gelas kristal mahal hingga terjatuh ke lantai dan hancur berserakan. Semua yang ada di ruangan itu terkejut bukan main. Apalagi saat tangan Rachel yang berpegangan pada kursi terlihat gemetar. Tubuhnya langsung meluncur kebawah dan akan ambruk mengenai lantai marmer yang dingin apabila tak ditangkap oleh seseorang. Vano, Pria itu dengan sigap menahannya agar tak jatuh, membawa tubuh Rachel kedalam pelukannya. Dan itu tidak membantu sama sekali. Rachel berkeringat dingin, tapi terlalu lemas untuk melepaskan diri. Matanya berkunang-kunang. Rachel memukuli dadanya sendiri, ia merasa sesak.
"Maafkan aku ma, pa. Penyakit lama adikku sepertinya kambuh. Aku harus membawanya kerumah sakit sekarang." Ucap Jesselyn yang langsung menyambar tasnya.
"Aku akan mengantarmu." Ucap Vano yang langsung diangguki oleh Jesse.
Dengan sigap Vano menggendong Rachel ala bridal style. Tentu saja Rachel mati-matian berusaha melepaskan diri dari Vano, namun tanpa terlihat siapapun Vano semakin mendekap erat tubuh Rachel ke dalam pelukannya, seolah tak ingin melepaskannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA
Hayran KurguGoresan trauma di masa silam. Tentang dia yang terluka, tentang dia yang jadi penyebab luka, tentang dia yang berusaha menyembuhkan luka dan tentang dia yang tak mengetahui ada luka. Warning 🔞⚠️ Harsh Words Mature Content