Rachel mengalami gangguan panik. Penderita gangguan panik akan mengalami serangan panik secara tiba-tiba dan berulang kali tanpa alasan yang jelas. Frekuensi dan tingkat keparahannya pun bervariasi. Seseorang dengan gangguan panik akan merasa seperti diserang kapan saja dan dimana saja. Gangguan panik ini bisa berlangsung kurang dari satu menit atau bisa beberapa jam lamanya. Namun jika itu mengganggu seperti yang dialami Rachel membuatnya kesulitan bernafas. Harus langsung segera menghubungi dokter.
Junio sudah memberikan obat penenang untuk Rachel. Wanita itu kini tertidur pulas.
"William tidak berbohong. Rachel tidak mudah untuk melakukn hubungan intim. Tubuhnya sulit menerima. Apalagi melakukannya denganku. Orang yang sudah membuatnya terluka." Vano mengusap mukanya kasar. Sementara Junio tetap tenang menghirup dan menikmati kopinya diruang tamu kamar Jevano.
Dulu Jevano sangat membenci dirinya setiap kali ingat perbuatannya. Ia merasa jijik pada diri sendiri. Setiap kali ia teringat peristiwa itu ia selalu menyayat paha kanannya dengan menggunakan cutter hingga berdarah-darah. Ia takut ketahuan orang tua atau karyawannya jika melakukannya di pergelangan tangan. Jadi ia melakukannya pada bagian tubuh yang tidak bisa terlihat orang lain. Setiap kali merasa marah pada diri sendiri ia melakukannya.
Pernah suatu malam. Saat polisi mengabari bahwa mereka akan menangkap pelaku human trafficking dan menduga bahwa mungkin perempuan yang Jevano cari ada disana untuk dijual ke rumah bordil, Jevano panik. Ia mengajak Pak Panca dan sejumlah pengawal pribadinya untuk ikut mendekat ke lokasi dan berjaga.
Ia tidak sabaran dan begitu khawatir. Benar dugaannya sergapan polisi tampaknya sudah bocor dan baku hantam dengan para preman penjaga rumah bordil tidak terelakkan. Mereka juga memiliki senjata api. Saat para preman itu hendak kabur, sialnya mereka menuju ke lokasi tempat dimana Jevano bersembunyi. Mau tak mau Jevano dan pengawalnya ikut mencegah agar mereka tidak bisa kabur. Saat perkelahian itu salah satu preman menendang paha Jevano berkali-kali tepat di lukanya yang masih segar karena sayatan-sayatan yang masih baru. Jevano tersungkur dan pingsan. Pak Panca yang mengetahui hal itu langsung melakukan konseling untuk Jevano secara rahasia. Agar kedua orang tuanya tidak tahu.
Tentang kelanjutan kasus itu. Polisi mengabari semua preman dan pelaku human trafficking akhirnya tertangkap. Para gadis muda selamat. Namun gadis yang ia cari tidak ada disana. Pencarian Jevano kembali dimulai dari titik 0.
"Kenapa melamun?" Tanya Junio. Jevano segera tersadar dan menggelengkan kepala.
"Gue ga paham. Rachel punya tubuh yang cukup sensitif dan merespon rangsangan dengan baik. Dia juga ga keberatan pas gue cium atau gue peluk. Tapi tadi.. Arghhh.. It's a chaos.." Curhat Vano.
"Well. Lo gak akan seneng denger ini. Tapi kenyataan bahwa dia sudah pernah melakukan hubungan intim sama pacarnya dulu, itu sedikit banyak membantu." Junio berterus terang.
"Tubuh dan otaknya sudah mengerti bahwa seks itu ternyata tidak semuanya menyakitkan. Tubuhnya sudah mengenal rasa nikmat saat berhubungan seksual. Itu sebabnya saat awal foreplay Rachel terlihat baik-baik aja. Namun traumanya belum hilang sepenuhnya. Membuat kalian berdua ga bisa lanjut. Jelas sulit bagi Rachel untuk berhubungan intim apalagi dengan orang yang sama yang pernah melakukan perbuatan buruk sama dia. Memorinya tiba-tiba mengingat itu semua." Jelas Junio panjang lebar.
"What should i do?? Apa selamanya akan terus kayak gini."
"Of course not. Trauma itu bisa diatasi. Kalian berdua harus melakukan psikoterapi. Bekerjasama untuk sembuh. Aku akan menerima dengan tangan terbuka. Sementara ini Aku cuma kasih obat pereda cemas. Tapi kalau anxiety Rachel tidak kambuh, obat-obatan itu tidak perlu." Ucap Junio.
"Thank you so much" Jevano berterimakasih.
"Satu lagi kalian bisa melakukan terapi sendiri saat dirumah. Perbanyak skinship. Buat tubuhnya terbiasa dengan sentuhan Lo. Cari titik-titik sensitifnya dan rangsang. Buat tubuhnya mengingat detail itu semua. Akan ada masa dimana her body craving for your touch. Dan itu tahapan menuju normal, sampai akhirnya kalian bisa melakukan penetrasi. Dan yang paling penting jangan maksa saat dia belum siap."

KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA
FanfictionGoresan trauma di masa silam. Tentang dia yang terluka, tentang dia yang jadi penyebab luka, tentang dia yang berusaha menyembuhkan luka dan tentang dia yang tak mengetahui ada luka. Warning 🔞⚠️ Harsh Words Mature Content