Goresan trauma di masa silam.
Tentang dia yang terluka, tentang dia yang jadi penyebab luka, tentang dia yang berusaha menyembuhkan luka dan tentang dia yang tak mengetahui ada luka.
Warning 🔞⚠️
Harsh Words
Mature Content
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ini bunga buat kakak. Selamat atas kelulusannya."
"Aku sedih kalo kakak pindah ke Jakarta"
"No, aku belum punya pacar kayak kakak."
"Ga mau. Rachel ga mau ke dokter. Rachel baik-baik aja. Rachel ga nakal kok."
"Takut sama laki-laki itu."
"Ngapain ke psikolog. Rachel baik-baik aja."
"Kakak kerja aja cari uang yang banyak. Rachel pasti ngurus Ayah sama Ibu dengan baik."
"Kak.. Ayah meninggal... "
"Aku bikin cake ulang tahun buat kakak. Sekarang aku bisa masak dan bikin kue."
"Sakit Ibu tambah parah. Perutnya sering panas. ga bisa lagi masuk makanan yang banyak, badannya tambah kurus."
"Apa kakak sungguh mencintainya?"
"Cantik. Gaunnya cantik tapi kakak jauh lebih cantik." .......
"Jesse bangun.. Kamu harus tetep sadar.. Kamu harus kuat Jesse.." Sayup-sayup Jesse mendengar suara lirih Jevano.
Gelap.. semuanya gelap. Ada secercah cahaya yang menuntunnya untuk mendekat. Jesse berjalan kearah sana.
Ayah? Ibu? Jesse berjalan mendekati cahaya tersebut tapi bukannya mendekat, cahaya yang menampilkan siluet kedua orang tuanya tersebut malah semakin menjauh.
Rachel....
"Dok.. Gimana ini isteri saya belum sadar.. Ini ga tau ada air yang ngalir teeus-terusan dari bagian bawah ."
"Itu air ketubannya sudah pecah. Apa sebelum kesini dia mengalami mulas dan sakit perut ciri-ciri orang kontraksi?" Tanya dokter.
"Ga, dia tiba-tiba lemas trus ga sadar. Saya liat bagian bawahnya sudah basah dan air ketubannya ga berhenti ngalir." jevano menjawab dengan panik.
"Berapa bulan kandungannya?"
"2 minggu lagi pas kandungannya 8 bulan Dok. Tapi kenapa ketubannya pecah sekarang?"
"Apa dia habis melakukan aktivitas fisik atau stres berat?"
"Dokter, pasien mulai sadar." Samar-samar Jesse bisa mendengar pembicaraan antara Vano, dokter dan seorang perawat di ruangan bercat serba putih ini.
"Ibu Jesse?? Bisa dengar saya?" Jesse mengangguk lemah. Dokter kandungan tersebut kemudian melakukan serangkaian pemeriksaan lepada Jesse didampingi oleh suster. Jesse sendiri masiu merasakan sedikit pusing.
"Supaya bisa melahirkan dengan selamat. Ibu harus tetap sadar ya. Kemungkinan anak Ibu akan segera lahir tapi prematur."
"Tidak ada bukaan, Pembedahan adalah jalan terbaik.."
