"Sayang turunin lagi kebawah" Kata Vano mengarahkan Rachel saat mereka sedang video call
"Lepas BH-nya dong. Kangen Aku sama sumber air kehidupan" Mohon Vano.
Rachel menuruti saja semuanya. Vano malam ini merengek terus seperti anak kecil.
"Mau jilat itu puting-nya, deketin lagi layarnya."
"Apa sih Mas Jev, kan gak bisa. "
Ya Rachel sekarang terkadang memanggil Vano dengan sebutan Mas Jev. Ini bermula karena teguran mami Irina yang masih menjunjung kental budayanya. Sama suami tidak boleh panggil nama katanya.
Biasanya Rachel kan memanggil Vano atau menggunakan Aku Kamu. Jika ia mengucapkan Mas Vano langsung lidahnya kaku tak terbiasa. Lagipula, ia teringat jika mendiang Kak Jess sering menyebut Mas Vano. Untuk membedakannya ia memilih memanggil Vano dengan nama depannya. Mas Jev. Mas Jevano artinya.
Vano sendiri tak keberatan saat dipanggil Mas Jev. Katanya kalau dipanggil begitu oleh Rachel kayak ada manisnya. Suara Rachel kan lembut dan candu. Cuma kalau boleh jujur sih. Vano ingin sesekali Rachel memanggilnya "Daddy". Tentu saja diatas tempat tidur saat Rachel memohon minta dipuaskan. Untuk itu Vano harus perbanyak stok bersabar.
Kembali ke pasutri yang sedang melakukan video call karena terpisah jarak Lombok-Jakarta. Vano dengan kurang ajarnya meminta Rachel mengangkang dan mengarahkan kamera tepat ke hadapan lubang surganya. Vano tidak sabar setelah diberi tahu bahwa Rachel selesai melakukan bikini wax.
Vano melihat dengan puas pemandangan indah didepan matanya. Bulu Rachel belum tumbuh sepenuhnya dan masih tipis, tapi sudah bisa dibentuk dengan rapi berbentuk hati. Sangat imut! Kan Vano jadi ingin mengelus.
Sungguh Vano sangat tersiksa.
••••
Junio Bangsat umpat Vano dalam hati. Meskipun ia sudah menelpon untuk berkata kasar pada psikiater itu. Tetap saja ia mengumpatinya lagi. Apa maksudnya menahan diri untuk menjauhkan diri dari Rachel. Bukannya Rachel yang butuh belain. Nyatanya Jevano yang tersiksa lahir batin.
Vano rindu menghirup aroma isterinya. Vano rindu kehangatan pelukannya. Ahh Vano menghitung hari kedatangan isterinya padahal tinggal dua hari lagi. Namun Vano merasa bagai 2 tahun lamanya.
Rachel POV
Sambungan video call telah dimatikan. Rachel memunguti Bra dan celana dalamnya yang ia lepas atas permintaan Vano tadi. Lingerienya masih tergeletak di lantai. Namun entah mengapa Rachel merasa malas mengenakannya kembali.
Masih dalam keadaan telanjang Rachel termenung sendiri dikamar super luas ini. Dimana setiap malam ia tidak pernah kesepian karena Vano akan selalu bercerita tentang hari-harinya. Vano akan menemaninya makan camilan meski ia tidak suka gendut dan akhirnya harus rela bangun pagi berolahraga sebentar di gym pribadinya untuk membakar kalori. Agar bentuk tubuhnya selalu bagus.
Bentuk tubuhnya memang bagus. Vano kurus tapi ia gagah. Ia punya six pack. Ah 6 pack atau 8 ya? Rachel mencoba mengingat dan membayangkan. Vano sering membawa Rachel tidur diatas dadanya. Kulitnya putih sampai-sampai putingnya menjadi berwarna sedikit pink.
Puting kecilnya berwarna pink. Pink yang sangat cantik, terlihat enak untuk dicicipi. Ah Rachel mengerjapkan matanya dan menggeleng. Apa yang barusan ia pikirkan.
Lalu apalagi. Abs-nya memang bagus tapi saat disentuh itu menimbulkan kecanduan tersendiri bagi Rachel. Rachel tahu itu didapat dari hasil olahraga berat yang rutin dijalani suaminya dengan metode yang sulit. Juga dengan diet yang ketat untuk menjaga fisiknya agar prima. Untuk apa ia terlihat seperti itu? Untuk siapa? Apa untuk Rachel? Tapi memang hanya Rachel yang bisa melihatnya. Orang lain tidak bisa. Rachel yang bisa melihat dan menyentuhnya. Memeluknya dan bahkan tertidur diatasnya tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA
FanfictionGoresan trauma di masa silam. Tentang dia yang terluka, tentang dia yang jadi penyebab luka, tentang dia yang berusaha menyembuhkan luka dan tentang dia yang tak mengetahui ada luka. Warning 🔞⚠️ Harsh Words Mature Content