Ingatan Rachel melayang saat pertemuan pertamanya dengan kedua orang tua Vano dan mengingat percakapan mereka saat makan malam berlangsung .
"Dulu J&J group hampir terancam bangkrut. Bahkan Papanya Vano sudah hampir menyerah dan pilihan terburuk saat itu kami mungkin terpaksa merumahkan ribuan karyawan kami dikala itu." Ucap Nyonya Christandito.
"Perusahaan kami bahkan berhutang 40 triliun." Tambah Tuan Christandito sambil sesekali mengunyah steak yang tersaji dihadapannya.
"Kami sudah hampir menyerah. Tapi tidak demikian dengan Vano. Dia memutuskan menjual aset kami dan menjual sebagian saham beberapa perusahaan kami yang dinilai tidak memiliki prospek bagus dan fokus pada perusahaan yang dia yakin masih bisa diselamatkan dan dikembangkan."
"Kesuksesannya memimpin perusahaan membuat orang menganggap dia workaholic dan gila kerja. Tapi dia berhasil menyelamatkan J&J group dari masa krisis. Bayangkan jika ribuan karyawan kami benar-benar di PHK. Bagaimana nasib keluarga mereka. Isteri dan anak-anak mereka mau makan apa? bagaimana sekolah anak-anak mereka?" Tuan Christandito menjelaskan peristiwa lampau itu dengan nada getir.
"Mungkin karena fokus pada perusahaan dia seperti tidak ada minat untuk menikah. Dulu dia dekat dengan beberapa wanita tapi kemudian Vano memutuskan hubungan dan kontak dengan semuanya. Padahal sebagai anak tunggal Vano harus segera menikah agar J&J Group bisa punya pewaris dan penerus. Nasib banyak orang dipertaruhkan disini. Itulah yang menyebabkan dia akhirnya mulai serius memikirkan pernikahan. Dan kami sangat bersyukur Vano bertemu dengan wanita baik dan cantik yaitu Kakakmu Jesse. Mulai sekarang kita adalah satu keluarga, jika ada kesulitan kita semua harus saling membantu dan melindungi satu sama lain." Ucap Nyonya Christandito dengan tatapan teduhnya kearah Jesse dan Rachel.
Ingatan Rachel kemudian beralih pada kenangan beberapa tahun silam.
Bayangan kakaknya yang putus asa mengejar Sonny di bandara tanpa alas kaki mendadak memenuhi kepalanya. Saat pesawat lepas landas Kakaknya berteriak histeris dan Rachel ada disana menyaksikannya. Dulu mereka berdua berjanji akan menikah. Mereka berdua melakukan hubungan yang terlampau jauh. Tapi Sonny mencampakkan kakaknya bagai tidak berarti. Rachel tak bisa membayangkan hal yang sama terjadi dua kali. Terlebih itu karena masa lalunya. Kakaknya yang sedari muda harus menjadi tulang punggung keluarga mereka. Membiayai kuliah Rachel, membayar pengobatan orang tuanya. Jesselyn berhak hidup bahagia.
"Apa kakak sungguh mencintainya?"
"Aku mungkin akan mati atau gila jika kehilangannya juga."
Rachel berharap ini semua mimpi dan ketika ia terbangun semua ini tidak pernah terjadi. Tapi ketika ia membuka matanya sosok Vano masih ada dan masih keras kepala tetap berlutut dihadapannya.
"Apa kamu mencintai kak Jesse?" Tanya Rachel namun Vano menggelengkan kepalanya dengan mantap.
"Aku nyaman dengannya. Tadinya aku ingin belajar mencintainya dan berfikir bahwa dengan pernikahan akan menumbuhkan rasa itu lambat laun. Aku ga perlu nutupin ini karena kenyataannya Jesse juga tahu. Jesse tahu my feeling for her." Ya Vano tidak berbohong kepada Rachel.
"Aku membencimu."
"Aku tahu."
"Tapi satu-satunya keluargaku, orang yang paling aku sayangi.. Kak Jess dia sungguh mencintaimu."
"......."
"Kamu tahu masa lalu Kak Jesse?" Tanya Rachel dan dijawab anggukan oleh Vano.
"Tapi kamu masih bersedia menikahinya." Ungkap Rachel seperti menimbang.
"Itu sebelum aku bertemu denganmu Rachel."
"Apa bedanya bertemu denganku atau tidak. Faktanya kamu bisa menerima dia apa adanya."

KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA
FanfictionGoresan trauma di masa silam. Tentang dia yang terluka, tentang dia yang jadi penyebab luka, tentang dia yang berusaha menyembuhkan luka dan tentang dia yang tak mengetahui ada luka. Warning 🔞⚠️ Harsh Words Mature Content