BAGIAN 7

1K 103 15
                                    

Happy Reading☘️



Kejadian di kantin tentu saja terdengar sampai ke telinga guru. Bagaimana tidak? Hampir semua siswa SMA Cakrawala membicarakan hal itu. Nama Avin langsung trending di Instagram sekolah.

Avin dipanggil oleh guru BK saat bel masuk berbunyi. Di sinilah Avin sekarang, duduk berhadapan dengan guru BK. Avin tidak takut saat guru BK menatapnya tajam.

Bu Nining selaku guru BK memijit keningnya pening. Bukannya takut, Avin malah membalas tatapan tajam yang selama ini ditakuti oleh mereka yang masuk ke sana.

"Belum sebulan masuk, tapi kamu sudah buat masalah, Avin."

"Saya gak buat masalah, Bu," bela Avin, tidak terima dituduh membuat masalah.

"Tidak buat masalah matamu!" kesal Bu Nining. "Wajah mereka memar dan mereka basah kuyup gitu, kamu bilang bukan masalah?"

"Lagian mereka yang mulai, Bu. Ya kali saya diam aja setelah mereka nyiram saya. Salah kalo saya membela diri?"

"Tidak salah kamu membela diri, Avin. Hanya saja cara yang kamu lakukan salah. Kalian bukan anak kecil lagi yang menyelesaikan masalah dengan berantem. Masih ada cara lain."

Avin memutar bola matanya, terlalu malas mendengar celotehan Bu Nining yang merusak gendang telinganya. "Iya, Bu. Saya salah," ujar Avin mengalah.

"Orangtua mereka pasti akan menuntut sekolah setelah mengetahui kejadian ini."

"Bu Nining gak usah khawatir. Ibu panggil saya aja kalo orangtua mereka datang. Biar saya yang bertanggungjawab. Itupun kalo mereka datang," tutur Avin.

"Darimana kamu tahu orangtua mereka tidak akan datang, Avin?"

Avin hanya mengangkat bahu acuh. ia juga hanya asal menebak.

"Kamu harus minta maaf pada mereka."

"Iya, Bu."

Bu Nining kehabisan kata. Tidak tahu harus bicara apa lagi. Segala ceramah yang tadi dia ucapkan seperti masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Tidak ada raut bersalah pada wajah gadis bar-bar itu.

"Saya tidak ingin mendengar kamu buat masalah lagi, Avin. Kalo sampai saya dengar lagi, terpaksa saya akan panggil orang tua kamu!" putus Bu Nining tegas.

"Iya, Bu."

"Janji tidak akan buat masalah lagi?"

"Janji, Bu."

Gak janji, Bu.

Mulut dan otak Avin tentu saja berbeda. Ya kali Avin hanya diam jika Serly, Linda dan Siska balas dendam. Avin yakin, ketiga gadis itu menyimpan dendam padanya dan Cika.

"Sekarang kamu keluar. Bisa stres saya lama-lama liat kamu terus," usir Bu Nining.

"Saya juga stres kali, Bu. Ceramah Ibu panjangnya ngalahin jalan tol," balas Avin tanpa sadar.

"Ka--"

"Permisi, Bu!" Avin langsung berlari keluar menghindari Bu Nining yang siap meledak.

"Astaga! Anak itu." Bu Nining mengelus dadanya sabar. Tambah lagi murid yang bikin kepalanya migran.

Avin menghela napas lega setelah berhasil kabur sari amukan Bu Nining. Bisa tambah panas telinga Avin jika guru itu kembali menceramahi nya. Avin tertawa melihat wajah Bu Nining yang hendak marah.

"Ternyata buat Bu Nining kesal seru juga," monolog Avin. "Buat masalah kayanya seru."

"Gimana? Kamu kena skors?"

SECOND TIME SENIOR HIGH SCHOOL ||COMPLETED||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang