BAGIAN 25

791 75 4
                                    

Happy Reading☘️


Kebisingan kantin yang biasa tercipta saat istirahat langsung mereda setelah kedatangan Zico, dkk. Bukan teriakan histeris yang biasa mereka dapatkan melainkan wajah melongo yang mereka tunjukan.

Bagaimana tidak, Avin dengan entengnya menjewer telinga Alfian dan Zinno sembari mencari tempat duduk kosong, diikuti oleh Zico, Alex dan Cika di belakang. Alfian dan Zinno mati-matian menahan jerit karna telinga keduanya yang dijewer kuat dan yang lainnya sama sekali tidak peduli.

Untuk menangkap ketiga pemuda itu bukan hal mudah bagi Avin. Satu-satunya cara agar mereka tertangkap hanya satu. Avin pura-pura pingsan agar mereka tidak lari lagi dan hasilnya tentu saja berhasil.

Ketiga pemuda itu berlari panik ke arah Avin tanpa perasaan curiga membuat batin Avin teriak kegirangan.

"Dapat!"

Ketiga pemuda itu langsung terjengkang mendapati Avin yang membuka matanya. Mereka tidak punya kesempatan kabur karna Avin dengan cepat menjewer telinga Alfian dan Zinno dengan kencang.

"Kalo kamu berani kabur, hukuman kamu akan lebih parah dari ini."

Alex yang selamat dari jeweran Avin terpaksa mengurungkan niatnya yang hendak kabur setelah mendengar kalimat ancaman dari Avin.

Di sinilah mereka sekarang, memperlakukan Avin layaknya seorang ratu. Alfian dan Zinno bertugas mengipasi Avin di kiri dan kanan, sedangkan Alex memijit pundak gadis itu.

Ketiga pemuda itu mati-matian menahan malu karna disaksikan oleh seluruh penghuni kantin. Image dingin yang mereka tunjukan selama ini langsung hilang gara-gara Avin.

"Ampuni kami, yang mulia ratu," ucap Alfian meminta belas kasihan Avin.

"Tidakkah puas, engkau menghancurkan harga diri kami sebagai lelaki dingin?" sambung Zinno.

"Siapa suruh kalian bangunin aku dengan cara kasar? Kalian seperti ini bukan salah aku, ya," jawab Avin bodoh amat.

"Lagian lo kebo bang--"

"Harus sopan," potong Avin cepat.

"Lagian yang mulia ratu terlalu kebo. Kami sudah membangunkan yang mulia ratu dengan pelan tapi gak bangun-bangun. Dengan segala keterpaksaan, kami membangunkan engkau dengan cara kekerasan," jawab Alex memelas.

Avin mempertimbangkan jawaban Alex sembari mengelus dagunya. "Baiklah para babuku. Kali ini aku akan mengampuni kalian, tapi jika kalian melakukannya lagi, jangan harap aku ampuni. Ingat itu."

"Terima kasih, yang mulia ratu yang terhormat sejagat raya!" kompak ketiganya.

Jangan tanyakan reaksi penghuni kantin melihat kejadian itu. Di benak mereka sudah penuh dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai kedekatan mereka. Kapan dan bagaimana mereka bisa seakrab itu? Saling bercanda seperti sudah mengenal satu sama lain. Most wanted sekolah mereka terlihat pasrah pada Avin.

Menjadi bagian dari Zico, dkk sangat sulit bagi siapapun. Namun, si Avin yang notabene hanya murid baru dengan gampangnya masuk dalam lingkup pertemanan mereka. Hal itu tentu saja membuat iri bagi penggemar Zico, dkk.

"Sebelum aku mengampuni kalian bertiga, belikan aku lagi semangkok bakso."

"HA?!"

Alfian, Zinno, Alex, Cika bahkan Zico yang terkenal irit bicara langsung menganga kaget mendengar permintaan Avin. Gadis itu sudah menghabiskan dua mangkok bakso dan segelas teh hangat, tapi masih mau nambah lagi?

"Kenapa?" tanya Avin polos.

"Perut lo terbuat dari apa, sih?" tanya Zinno heran.

"Lo belum kenyang?" sambung Alex tak percaya.

SECOND TIME SENIOR HIGH SCHOOL ||COMPLETED||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang