BAGIAN 8

1K 96 10
                                    

Happy Reading☘️

Membaringkan tubuh pada kasur setelah melewati hari yang berat adalah impian setiap orang. Berguling ke kanan dan ke kiri merasakan sensasi empuknya kasur menjadi kesenangan tersendiri bagi Avin.

Tanpa mengganti seragam sekolah dan melepas sepatunya, Avin langsung melempar diri ke kasur. Hari ini sungguh hari yang melelahkan bagi Avin dan dalang di balik itu semua adalah wali kelasnya yang muka datar itu, Aksa.

Tubuh Avin terseret mengikuti langkah Aksa yang lebar. Avin sudah melakukan banyak perlawanan, tapi Avin tidak bisa meloloskan diri.

Tangan Avin sampai sakit karna Aksa mencengkeramnya lumayan kuat seiring perlawanan Avin. Lelah melawan, Avin memilih pasrah dan mengikuti langkah wali kelasnya itu.

Avin mendengus setelah menyadari alasan Aksa memintanya ke ruangan guru. Ternyata itu masih menyangkut persoalan di kantin.

"Kamu tahu, 'kan? kamu itu murid baru di sini?" ucap Aksa mulai bersuara.

"Anak baru lahir juga tau, Pak, kalo aku itu murid baru," jawab Avin malas.

"Baru seminggu kamu sekolah di sini, kamu sudah buat keributan. Jika ka---"

"Aku udah dengar ceramah itu dari Bu Nining, Pak. Bisakah Bapak tidak usah mengulang ceramah itu lagi? Pusing, loh, Pak dengar ceramah yang sama." Avin dengan lancang memotong ucapan Aksa.

Aksa berusaha untuk tidak marah pada muridnya yang dengan lancang memotong ucapannya.

"Baiklah. Saya tidak akan menceramahi kamu lagi, tapi saya yang akan menghukum kamu. Tadi Bu Nining lupa memberimu hukuman. Beliau meminta saya untuk menghukum kamu," ucap Aksa.

"Perlu, ya, Pak? Bukannya aku baru kali ini buat masalah, ya?" heran Avin. "Seharusnya aku hanya diberi SP 1 dulu."

"Meski baru pertama kali, tapi keributan yang kamu buat sudah sangat fatal. Jika masalah yang kamu buat hanya masalah ringan, mungkin kamu hanya diberi SP 1," jelas Aksa. "Apalagi salah satu dari orang yang bermasalah sama kamu anaknya donatur tetap sekolah ini."

"Emang kalo mereka anak donatur berarti mereka bebas, ya ngelakuin apa aja? Mereka menghina sampe membully siswa lainpun tindakan mereka tetap dibenarkan? Gitu maksud Bapak?"

Aksa terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. Aksa memang tidak membenarkan tindakan Linda dan kedua sahabatnya. Hanya saja Aksa harus mengikuti peraturan sekolah.

"Kamu akan saya hukum. Jam istirahat kedua, bersihkan seluruh toilet sekolah. Pulang sekolah, rapikan semua buku di perpustakaan sendiri," ucap Aksa, tidak mempedulikan pertanyaan Avin.

Avin membulatkan mata dan mulutnya mendengar hukuman yang diberikan Aksa. Tanpa sadar, Avin mengebrak meja keras.

BRAKK

"BAPAK GILA, YA?! EMANG PAK AKSA KIRA AKU ROBOT? AKU GAK MAU!" tolak Avin mentah-mentah.

Aksa sedikit kaget dengan tindakan Avin yang dengan lancang mengebrak mejanya. Untung saja di sana hanya ada Avin dan Aksa sehingga tidak akan ada yang melihat ekspresi terkejut Aksa.

Aksa langsung menatap Avin tajam. "Saya tidak terima penolakan kamu!" tekan Aksa datar.

Avin membalas tatapan Aksa tak kalah tajam. Keduanya saling melempar tatapan tajam yang berujung Avin yang kalah. Ingin sekali Avin mencakar wajah datar itu.

SECOND TIME SENIOR HIGH SCHOOL ||COMPLETED||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang