BAGIAN 48

602 51 25
                                    

Jangan lupa vote, ya teman-teman. Komen juga boleh, kok. Biar aku semangat update nya😁

Mohon ditandai jika kalian menemukan typo.

Happy Reading☘️


Zico mengetuk pelan kamar Avin, takut gadis itu marah jika Zico masuk begitu saja tanpa izin. Suara Avin dari dalam yang menyuruhnya masuk membuat Zico langsung memutar gagang pintu dan masuk menemui Avin.

"Kak kena sibuk?" tanya Zico.

"Gak, kok. Ada apa?"

Zico langsung duduk di kasur Avin, tepatnya di samping gadis itu. "Ada hal penting yang mau aku katakan sama kakak."

"Apa?"

Raut Zico yang serius membuat Avin penasaran. Hal penting apa yang ingin Zico sampaikan sampai rautnya dalam mode serius gitu, pikir Avin.

"Orang di balik peneroran kita."

"Kamu tahu?"

Zico mengangguk yakin. "Om Rival. Aku liat dia ada di tempat kejadian tadi sore."

Avin menaikan sebelah alisnya tidak yakin. "Kamu serius? Kakak gak ingin percaya jika gak ada bukti, loh. Kita gak boleh asal menuduh Om Rival."

"Ayo kita cari bukti sama-sama kak."

"Caranya gimana?"

"Kita ikuti Om Rival besok."

"Terserah kamu, deh. Aku ngikut aja." Avin menguap dan ingin tidur sekarang. "Keluar kamu dari kamar kakak. Aku ngantuk pengen tidur."

"Ya udah. Selamat tidur, Kak kena."

Avin tersenyum tipis saat Zico mengecup keningnya lembut. Ah, adiknya itu manis sekali.

Pagi-pagi sekali sekiranya pukul lima, Zico menyelinap masuk ke kamar Avin untuk membangunkan gadis itu. Pagi ini, Zico akan mengajak sang kakak mengintai Rival. Avin yang masih terlelap dalam tidurnya perlahan membuka mata merasakan tubuhnya diguncang hebat.

"Bangun kak Kena!"

"Apaan sih, Zico. Aku masih ngantuk."

Avin yang niatnya melanjutkan tidur tersentak saat Zico tiba-tiba mengangkat tubuhnya dan menurunkannya di lantai yang begitu dingin.

"Apa yang ka--Hempp."

"Jangan ribut, Kak. Nanti Bunda dan Ayah dengar," ucap Zico pelan. Zico sengaja membekap mulut Avin yang Zico yakini akan mengumpatinya.

"Ngapain kamu bangunin aku di jam segini?" tanya Avin begitu kesal. Avin yang sedang mimpi indah langsung terpotong gara-gara Zico.

"Kita mulai mengintai Om Rival."

"Kamu gila! Ini masih pagi, Zico! Kenapa gak nanti sepulang sekolah aja sih?!" marah Avin, dengan suara tertahan.

"Lebih cepat lebih baik, Kak. Ayo." Zico menarik tangan Avin begitu saja. Avin bahkan tidak sempat mencuci mukanya. Zico mengambil asal hodie Avin yang ada di lemari dan memberinya pada Avin.

Mereka berjalan mengendap agar tidak ada yang melihat mereka. Di jam seperti ini, orang yang bekerja di rumah Devan sudah ada yang bangun.

••••••••••


"Sekarang kita ngapain?" tanya Avin malas. Matanya masih terasa mengantuk dan ingin kembali tidur.

"Kita tunggu aja. Aku yakin setelah ini Om Rival keluar," ujar Zico yakin.

Avin menguap lebar. Bahkan matanya berair karna keseringan menguap. Sudah satu jam mereka menunggu Rival, tapi orang yang diintai tidak ada tanda-tanda untuk keluar dari rumah.

SECOND TIME SENIOR HIGH SCHOOL ||COMPLETED||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang