BAGIAN 10

1K 96 12
                                    

Happy Reading☘️

Pelajaran terakhir berlangsung begitu hening. Hanya suara guru yang menjelaskan pelajaran saja yang terdengar. Pak Adi, selaku guru yang mengajar di depan terlihat kebingungan dengan kelas yang biasanya selalu ribut berubah hening seperti kuburan. Tak mau ambil pusing, guru ekonomi itu kembali menjelaskan materinya.

Pandangan semua siswa memang terlihat sangat fokus memperhatikan pelajaran Pak Adi, tapi pada kenyataannya, mereka sedang berusaha menahan mata mereka agar tidak terpejam. Bahkan, siswa yang terkenal rajinpun mengeluh bosan dalam batin mereka.

Lain halnya dengan Avin. Gadis itu tidak terlihat bosan ataupun mengantuk. Matanya malah terlihat segar bugar sambil melihat ke samping kanan dengan bertopang dagu. Avin memperhatikan Zico yang saat ini tengah menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan. Mungkin lagi tidur, pikir Avin.

Tersungging senyuman tipis melihat Zico yang seperti tidak peduli dengan keadaan sekitar. Zico terlihat pulas dalam tidurnya. Zico dan teman-temannya kembali mengikuti pelajaran setelah bolos pelajaran sebelumnya.

Avin diam-diam membuka ponsel, mencari nomor seseorang dan mengirimnya pesan. Setelah berhasil terkirim, Avin dengan pelan meletakkan kembali ponselnya di laci meja takut terciduk.

"Silahkan, Avin. Jelaskan kembali Pengertian kesempatan kerja seperti yang sudah saya jelaskan diawal," minta Pak Adi.

Tidak ada sahutan. Avin masih sibuk tersenyum tidak jelas membuat Pak Adi bergegas menghampiri gadis itu.

"Avin?" panggil Pak Adi lagi.

Avin tersentak, "iya, Pak?" Avin dengan cepat meluruskan duduknya dan berdehem kikuk.

"Kamu tidak mendengar pelajaran saya?"

"Aku dengar, Pak," balas Avin.

"Kalo dengar, silahkan jawab pertanyaan yang sudah saya berikan."

Avin menggaruk keningnya kikuk, "pertanyaan yang mana, ya, Pak?"

"Kamu sebenarnya dengar atau tidak, Avin?"

"Aku dengar, Pak, cuma gak terlalu fokus sama pertanyaan Bapak," dalih Avin.

"Jelaskan kembali Pengertian kesempatan kerja seperti yang sudah saya jelaskan diawal!" Pak Adi terpaksa mengulang pertanyaannya.

"Suatu keadaan yang berkaitan dengan tersedianya lapangan kerja, Pak." Avin menjawab dengan sedikit mengernyit takut salah.

Semoga aja bener, batin Avin was-was.

Anggukan dari Pak Adi membuat Avin menghela napas lega. Untung saja Avin sempat mendengar penjelasan itu. Kalo tidak, tamat sudah riwayat Avin. Pak Adi kalo memberi hukuman tidak pernah tanggung-tanggung. Siapa saja yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari Pak Adi, akan dihukum mengerjakan soal yang jawabannya bisa membutuhkan empat halaman kertas porto folio.

"Fokus!"

"Iya, Pak."

Pak Adi kembali melangkah maju, melanjutkan pelajarannya yang sempat terhenti. Kali ini Avin mendengar dengan serius, takut jika nanti akan ditanya lagi dan Avin tidak bisa menjawab. Pertanyaan tadi untung saja tidak terlalu sulit untuk Avin dijawab.

••••••••••

Toko buku adalah tempat yang saat ini Avin dan Cika kunjungi. Mereka langsung meluncur ke sana saat pelajaran terakhir sudah berakhir. Cika meminta Avin menemaninya membeli novel baru, dengan iming-iming dibelikan novel juga agar Avin tidak menolak.

Tanpa iming-iming dibelikan novel sekalipun, Avin dengan senang hati akan menerima ajakan Cika. Avin tidak ada aktivitas setelah pulang sekolah. Membersihkan kosnya bukan setiap hari. Jadi, Avin menghabiskan waktunya dengan mengscrool sosial media yang tidak menarik sama sekali.

SECOND TIME SENIOR HIGH SCHOOL ||COMPLETED||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang