Happy Reading☘️
"Kok suasana jadi haru gini, ya?" bisik Alfian pada Zinno.
Alfian, Alex, Cika dan Zinno hanya bisa memperhatikan Zico yang terlihat telaten menyuapi Avin dari balik pintu kamar Avin. Avin juga terlihat menurut saja saat disuapi Zico, berbeda saat Cika yang menyuapinya tadi.
Mereka semua langsung menuju rumah Avin saat Aksa memberitahu mereka kalo Avin dibolehkan pulang segera. Setelah bel pulang berbunyi, mereka langsung bergegas menuju rumah Avin untuk mengetahui keadaan gadis itu.
Cika yang tidak membawa motor sendiri dengan terpaksa berboncengan dengan Zico karna ketiga sahahabat pemuda itu langsung pergi begitu saja tanpa menunggu mereka. Dengan gugup, Cika meminta pada Zico untuk bersamanya menuju rumah Avin dan untung saja Zico langsung mengiyakan.
"Jika begini, keduanya terlihat seperti adik kakak, ya." Mereka semua mengangguk setuju dengan ucapan Zinno.
''Menurut lo pada, siapa yang cocok jadi kakak di antara mereka berdua?"
''Kalo gue sih, jelas Zico yang jadi kakaknya. Avin itu pendek, mungil dan terlihat muda banget, gak mungkin dia yang jadi kakaknya," jawab Alfian.
"Gue sependapat sama lo," ungkap Alex, merangkul bahu Alfian.
"Sebenarnya aku sependapat sama kalian. Hanya aja, Avin menganggap Zico sebagai adiknya.''
Ketiga pemuda itu kompak melongo ke arah Cika. Avin yang mungil itu menganggap Zico sebagai adik?
"Gak salah? Serius Avin ngomong gitu?"
''Iya. Avin bahkan dengan pedenya menganggap Zico sebagai adik kecilnya."
"Pftt...." Ketiga pemuda itu berusaha menahan tawa agar tidak mengganggu Zico yang menyuapi Avin.
''Gak salah Avin anggap Zico adik?"
"Aku juga bingung, sih, tapi ya mau gimana lagi, Avin yang bilang sendiri."
Ketiga pemuda itu hanya menggeleng tak habis pikir. Sedikit lucu dengan Avin yang menganggap Zico sebagai adik apalagi adik kecil. Tentu saja itu tak masuk akal bagi mereka.
"Itu urusan mereka deh. Mending gue ke dapur, habisin semua isi kulkas Avin."
"Gue juga mau." Alfian mengikuti Alex dengan berlari kecil menuju dapur. Cika dan Zinno pun hanya berdecak melihat tingkah kedua sahabat mereka itu.
"Aku bisa makan sendiri Zico. Mending kamu gabung dengan yang lain aja."
Zico tidak menjawab, Zico masih telaten menyuapi Avin. Tinggal beberapa suap lagi, bubur Avin sudah habis. Cika yang membuatkan bubur itu saat mereka tiba di rumah Avin.
''Lo sakit apa?" tanya Zico di sela membuka obat.
''Gak ada yang serius kok. Cuma gejala tipes aja," jawab Avin tersenyum tulus.
''Jaga kesehatan lo. Gue gak mau lo sakit."
"Ha? Kamu bilang apa?"
"Gak ada." Zico menyerahkan empat butir obat dan segelas air hangat pada Avin, yang diterima oleh gadis itu dengan senang hati.
"Makasih."
"Hem," gumam Zico.
Zico ke luar dari kamar Avin setelah menyuruh gadis itu kembali berbaring. Avin tersenyum kecil melihat Zico yang ke luar dari kamarnya dengan wajah datar. Avin sebenarnya mendengar jelas ucapan Zico yang seperti bisikan itu.
Telinga Avin yang begitu tajam dapat mendengar ucapan Zico walau diucapkan dengan sangat pelan. Avin mengambil ponselnya, mengetik beberapa kalimat dan mengirimnya dengan senyuman yang masih menghiasi bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND TIME SENIOR HIGH SCHOOL ||COMPLETED||
Storie d'amoreIni kisah tentang Aviandra Jesika, kembali mengulang sekolah menengah atas karena suatu alasan. Riwayat rank: 🏅1 Avin 🏅121 in thriller (21 september 2022) 🏅1 in Sekolahan (01 Oktober 2022) 🏅2 in rahasia (04 Oktober 2022) 🏅4 in Penyamaran 🏅1 i...