BAGIAN 35

748 69 12
                                    

Happy Reading☘️


Pagi-pagi sekali, SMA Cakrawala langsung dihebohkan dengan perubahan Zico yang tidak biasa. Pemuda yang biasanya dingin itu pagi ini berubah ramah, menyapa hampir setiap orang yang ditemuinya. Teriakan histeris para gadis yang disapanya memenuhi koridor di mana Zico lewat.

"Selamat pagi, Semua!" sapa Zico lantang, membuat seisi kelas terkejut.

Zinno berdiri dari duduknya untuk menghampiri Zico yang masih di depan kelas menebarkan senyuman.

"Lo sakit?" tanya Zinno sembari menempelkan tangannya pada kening Zico.

"Gue gak sakit."

"Lo kenapa, sih? Jangan bikin kita takut, dong." Zinno semakin merinding melihat Zico semakin melebarkan senyumnya.

Segala bisikan kini mulai terdengar. Zico mengangkat bahunya acuh tidak peduli. Dianggap gila pun Zico tidak masalah karna sekarang tidak ada lagi alasan untuk Zico bersikap dingin dan itu semua tentu saja atas permintaan Avin.

Semua semakin di buat bingung saat Zico semakin aktif di kelas. Semua pertanyaan yang tidak bisa dikerjakan orang lain dengan sukarela Zico mengajukan diri. Hal itu berlangsung sampai jam istirahat tiba.

Cika, Alfian, Zinno dan Alex saat itu tengah menatap ke arah Zico. Mereka merasa, yang di depannya mereka saat ini bukanlah Zico yang mereka kenal. Zico terlihat jauh berbeda. Yang lebih parah lagi, Zico menerima semua pemberian dari penggemarnya dan membaginya hanya kepada Avin.

"Woyyy, setan! Keluar lo dari tubuh sahabat gue!" teriak Alex dan menggoyang tubuh Zico.

Alfian juga tak tinggal diam. Pemuda itu menyemburkan air dari mulutnya berharap setan yang merasuki Zico segera keluar. Zico menutup matanya dan kembali membuka, menatap Alex dan Alfian dengan tatapan tajam.

"Nah! Ini baru Zico sahabat gue!" heboh Alfian saat Zico kembali memasang ekspresi dingin.

"Sabar... Sabar...." Ucapan dan tindakan Zico membuat mereka yang ada di kantin speechless, terutama Cika dan ketiga sahabatnya yang sudah menganga. Jangan tanyakan reaksi Avin. Gadis itu sibuk memukul dada bangga melihat perubahan Zico.

"Mulai sekarang, lo semua harus terbiasa dengan gue yang sekarang. Mulai hari ini dan seterusnya, gue akan bersikap kaya gini. Zico yang cuek dan dingin udah hilang sepenuhnya," ungkap Zico.

Alfian, Zinno dan Alex menatap tajam Avin yang sedang tersenyum senang. Mereka curiga, Avin sudah mencuci otak sahabat dingin mereka.

"Apa yang lo lakukan pada sahabat gue, Vin?" tanya Zinno tajam.

"Gak ada, kok. Zico sendiri yang mau berubah. Kalo gak percaya, tanya aja sama orangnya," jawab Avin santai.

"Sahabat kita gak mungkin tiba-tiba berubah kalo lo gak nyuci otaknya," tuduh Alfian.

"Enak aja. Emang kalian pikir aku dukun."

"Bisa jadi. Semenjak kehadiran lo, sahabat cuek plus dingin kita berubah. Balikin sahabat kita yang dulu, Avin!"

"Ak--"

"Udah. Gak usah ladenin mereka," potong Zico dan mengelus pelan bahu Avin.

"Mana Zico yang kita kenal, bro?"

"Gue udah bilang, Zico yang dulu udah pergi dan digantikan oleh Zico yang sekarang. Ngerti?"

"Tapi...."

"Gak ada tapi-tapi. Ingat, gak ada yang boleh nyalahin Avin karna mulai sekarang Avin adalah kakak gue."

"Ha?!" Mereka kompak melongo mendengar perkataan Zico. Zico yang bilang seperti itu atau telinga mereka yang salah dengar?

SECOND TIME SENIOR HIGH SCHOOL ||COMPLETED||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang