BAGIAN 46

786 52 22
                                    

Jangan lupa vote, ya teman-teman. Komen juga boleh, kok. Biar aku semangat update nya😁

Mohon ditandai jika kalian menemukan typo.

Happy Reading☘️

Sudah pukul setengah tujuh pagi, Avin belum juga keluar dari kamarnya. Berbeda dengan Zico yang sudah siap dengan seragam sekolah dan sudah duduk di meja makan bersiap untuk sarapan.

Zico tidak mau membangunkan Avin lagi. pemuda itu sudah kapok membangunkan tidur Avin yang seperti beruang yang sedang hibernasi, jika dibangunkan akan mengamuk.

"Kakak kamu mana, sayang?" tanya Sania, menyiapkan makanan di atas meja.

"Masih tidur kayanya, Bun," jawab Zico, terkesan acuh.

"Bangunkan, gih. Nanti telat ke sekolah," perintah Sania lembut.

"Gak mau, Bun. Nanti Zico di makan lagi sama Kak kena," ujar Zico bergidik.

Sania tertawa mendengar jawaban Zico. Bukan hal baru lagi bagi Sania melihat Zico yang menolak membangunkan Avin. Devan yang juga duduk di meja makan hanya bisa menghela napas. Zico dan Avin seperti bertukar kepribadian. Zico yang teladan dan rapi. Sedangkan Avin yang berantakan dan malas.

"Selamat pagi keluarga tercinta!" sapa Avin, memasuki meja makan masih dengan rambut singa.

"Pagi, sayang!" jawab Devan dan Sania.

"Cuci muka dulu, Kak, astagah! Jorok banget sih jadi cewek," ungkap Zico tak habis pikir.

Seolah tuli, Avin langsung duduk di samping Zico dan langsung menyendok nasi. Avin bangun gara-gara perutnya lapar minta di isi.

"Kamu gak sekolah, Sayang?" tanya Sania, heran dengan Avin yang terlihat santai.

"Swekowlah, Bwun,'' jawab Avin dengan mulut penuh.

"Telan dulu makanannya, Kena," tegur Devan.

"Kok bisa sih Pak Aksa suka sama kakak yang modelnya gini?" ujar Zico tak habis pikir.

"Karna kakak gadis limited edition," jawab Avin percaya diri.

"Dih! Jorok gitu dibilang limited edition!" sindir Zico.

Avin mengangkat bahu acuh dengan sindiran adiknya itu. Saat ini perut yang paling penting daripada sindiran Zico yang unfaedah. Suka atau tidak sukanya Aksa pada Avin, itu urusan Aksa.

"Gak takut telat kamu, sayang? Ini udah mau jam tujuh loh. kok belum siap?"

"Abis makan baru mandi, Yah."

"Kamu itu perempuan, Kak. Masa kalah sama aku yang cowok?" ujar Zico, tidak mengerti dengan Avin yang masih terlihat santai.

"Terus aku peduli gitu?" Avin terus melanjutkan makannya tanpa mempedulikan ocehan Zico. "Aku ke kamar dulu, ya Bun, Ayah dan adikku tersayang. Kena yang cantik dan jelita ini mau siap-siap dulu."

"Itu siapa, sih Yah, Bun?" tanya Zico, saat Avin hilang dari pandangan mereka.

"Kakak kamu!" kompak Devan dan Sania.

••••••••••

Zico sampai di sekolah lebih dulu, malas menunggu Avin yang belum juga selesai bersiap meski Zico mendobrak pintu kamarnya. Kedatangannya seorang diri ke sekolah sudah menjadi hal biasa bagi para sahabat Zico. Meski tinggal di rumah yang sama, Avin dan Zico tidak selalu berangkat bareng karna Avin yang selalu telat.

SECOND TIME SENIOR HIGH SCHOOL ||COMPLETED||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang