Jangan lupa vote, ya, Fren.
Terima kasih
Happy Reading☘️
Angin sore berhembus, menembus kulit Avin dan Cika. Dingin mulai menjalar meski keduanya menggunakan hodie. Avin dan Cika seolah tidak peduli dengan dinginnya sore, keduanya malah asik bercerita tentang permainan yang mereka mainkan di Timezone tadi.
Baik Avin maupun Cika begitu senang hari ini. Kedua gadis itu sama-sama baru pertama kali main di tempat seperti itu.
"Gimana kalo minggu depan kita ke sana lagi?" ajak Cika. Dia melihat wajah Avin dari kaca spion.
"Kalo kamu yang bayar, aku mah oke-oke aja," canda Avin.
"Maunya," decak Cika, meski tahu Avin hanya becanda.
"Aku tadi kesel banget loh pas main capit boneka," cerita Avin.
Cika tertawa melihat raut kesal Avin. Saat bermain permainan itu, tidak satupun boneka yang Avin dapat sampai semua koinnya habis. Avin bahkan menendang mesin capit itu saking kesalnya.
"Kamu tau gak, kenapa aku gak dapat satupun boneka?"
"Emang kenapa?"
"Sebelum mulai, Aku pelototin boneka kelinci warna pink. Nah, pas aku mulai ambil yang itu, eh dianya malah gak mau. Mungkin dia ngambek kali, ya, gara-gara aku pelototin?"
Cika mengigit bibirnya berusaha menahan tawa.
Oke, kita biarin aja dulu, batin Cika gemas.
"Teman-temannya pada ikutan ngambek lagi. Kan kesel. Tau gitu gak bakalan aku pelototin si kelinci pink," lanjut Avin.
Cika tidak tahan lagi. Suara tawa Cika langsung pecah dengan celotehan Avin. Gila aja. Avin ternyata sepolos itu, woyy! Perjalanan mereka diisi gelak tawa Cika dan Avin yang menatap sahabatnya itu aneh.
Emang ada yang salah? batin Avin heran.
"Yakin mau lewat jalan ini?" tanya Cika. Suara tawanya mereda saat Avin meminta Cika melewati jalan yang Cika ketahui sangat jarang dilewati orang.
"Biar cepat sampai, Cika. Udah gerah banget ini, pengen cepat-cepat mandi," ungkap Avin memberi alasan.
"Jalanan ini jarang dilewati orang, Avin. Bagaimana kalo nanti ketemu begal?"
"Ya tinggal ngebut lah," canda Avin.
"Kepala batu banget, sih, kamu," omel Cika kesal.
"Udah. Jalan aja terus. Aku yakin gak ada begal."
Cika mengikuti kemauan Avin meski dalam hati merasa cemas. Cika mengerem mendadak motornya membuat kepala Avin terpentok dengan helm Cika.
"Kalo mau berhenti, bilang dong, Cika. Sakit tau jidat aku," omel Avin, mengelus keningnya yang lumayan sakit.
Mata Cika membola saat melihat jelas di depan sana ada tawuran. "Di depan ada tawuran, Avin!" kata Cika panik.
"Tawuran? Mana! mana! Tawuran nya mana!" Avin terlihat antusias mendengar kata tawuran.
"Kamu gak takut?" tanya Cika heran.
Avin menggeleng, ''enggak." Tampangnya yang polos ingin sekali Cika gampar. Canda.
"Kita putar balik aja, ya? Aku takut lewat sini."
"Gimana kalo kita liat mereka dulu?"
TUK
![](https://img.wattpad.com/cover/302824211-288-k373721.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND TIME SENIOR HIGH SCHOOL ||COMPLETED||
RomanceIni kisah tentang Aviandra Jesika, kembali mengulang sekolah menengah atas karena suatu alasan. Riwayat rank: 🏅1 Avin 🏅121 in thriller (21 september 2022) 🏅1 in Sekolahan (01 Oktober 2022) 🏅2 in rahasia (04 Oktober 2022) 🏅4 in Penyamaran 🏅1 i...